Aktivis Mahasiswa
Yah, aku mau bagi-bagi hadiah ni, tapi dalam bentuk pengalaman. Karena, kata nenekku,”Pengalaman itu lebih berguna ketimbang makanan.” Begitu kata nenekku. Nenekku emang hebat ya, mengalahkan filosof yunani bahkan.
Yah, aku merupakan seorang mahasiswa perantauan yang mencoba peruntungan di Medan. Dengan bermodalkan ketampanan dan banyak teman, aku dapat bertahan hidup di Medan ini. Bisa kita hitung sendiri, berapa dana yang harus dikeluarkan untuk keseharianku. Makan 1 hari 3x, kalau 1x makan kita hitung Rp. 7000 maka 3x makan menjadi Rp. 21.000-, itu masih biaya makan. Jadi jika dihitung menjadi Rp.630.000 perbulan. itu belum minumnya. Hehehe. Uang transportasi, halah. Tapi katanya tinggal di kampus, tapi kenapa ada uang transport???????? Ya itu pertanyaan. Mau dijawab gak ni? Okelah, uang transportnya untuk membantu keseharianku dalam beraktivitas. Alhamdulillah sekali orangtuaku memberikan aku kendaraan di Medan ini. Ya walaupun, sebenarnya yang beri itu adalah Allah. Namun perantaraanya melalui orangtua. Bisa kita hitung, transportnya 1 hari Rp. 5.000, jika kita hitung maka Rp.150.000/bulan. Belum lagi biaya perawatannya, mungkin Rp. 50.000 cukup untuk si VegaR.
Untuk makan dan transport aja uda berjumlah Rp. 830.000,-. Itu belum terhitung uang tugas kuliah, nge-meal, perlengkapan pribadi, perawatan tubuh, perlindungan kulit, vitamin rambut, lipgos, laurier, apaan sich. Dan masih banyak lagi dana dadakan yang mesti dikeluarkan. Sebenarnya dari itu semua gak masalah karena aku masih mengharapkan dana tunjangan dari orangtua. Tapi sampai kapan aku terus meminta.????(menanya diri sendiri).
Yah, emang sich yang diberi orangtua gak seberapa. Tapi bisalah mengamankan makan dan minum aku di Medan. Selebihnya aku bisa cari sendiri. Yah, cari sendiri. Percuma aku tampan dan banyak teman. Kenapa gak aku berdayakan. Haehehe. Yang banci pada kegirangan.......(^,^)
Yah, semester ini mungkin jadi saksi bahwa aku sudah dapat berpikir lebih maju dari sebelumnya. Itu berkat penyempurnaan metamorfosa yang aku alami selama di kampus. Terlebih-lebih di Dinamika. Bahkan aku memberikan perhatian lebih pada D ketimbang kuliahku. Hati-hati bagi mahasisiwa yang berorganisasi ya. Phobia ini pasti suatu saat meracunimu. Tapi aku ambil resiko ini bukan tanpa alasan. Aku menganggap berorganisasi itu merupakan pembelajaran yang lebih banyak mengaktifkan otak kanan dan otak kiri. Kita tidak hanya memanfaatkan otak kiri saja ketika di dalam kelas waktu perkuliahan, tapi kita gunakan otak kanan ketika menghadapi kegiatan yang dilakukan organisasi terkait. Ini yang akan mengembangkan soft-skill yang dapat membantu kalian memperoleh masa depan sesuai apa yang diinginkan.
“Jangan takut tidak mendapat IPK di atas 3.5, tapi kalian takutlah ketika setelah wisuda tidak memperoleh pekerjaan yang pas. Dan berbanggalah kalian yang mendapat IPK biasa-biasa saja, tapi telah bekerja sebelum wisuda.”
#aktivis mahasiswa itu jempolan
Aktivis Mahasiswa
Reviewed by Bamzsusilo
on
Jumat, Juni 14, 2013
Rating:
mntap....
BalasHapusAmin
BalasHapusmantaf
Sudah tampan, banyak teman plus aktivis jempolan
:)
thankz bro....
BalasHapushehehehehe...
Wkwkwkwwkwkw
BalasHapusapa ketawa-ketawa...?
BalasHapus