Menagih Janji Pak Jokowi
Geliat parpol setelah pileg begitu
menghegemoni. Masing-masing petinggi parpol menjajaki berbagai parpol untuk
menentukan tandem koalisi. Apapun yang terjadi, pasangan yang diusung parpol
secara koalisi haruslah punya karakter kuat dalam pemilihan presiden mendatang.
Karena fakta yang kita lihat bahwa figur Jokowi dapat menaikkan suara dari
partai yang ia bela. Sama halnya ketika pilgubsu setahun yang lalu. Figur Gatot
yang saat itu diusung dari partai PKS yang notabene masih dibawah dengan partai
Golkar, PDI-P, Demokrat dapat unjuk gigi.
Melihat karakter Jokowi yang blusukan
emang sangat diperlukan. Namun tidak ada jaminan dia akan tetap blusukan dari
Sabang hingga Merauke. Kita lihat saja DKI yang hanya berluas beberapa km2.
Jika kita telusuri lebih jauh, apa coba yang mesti dibanggakan dari Jokowi
selama menakhodai Jakarta lebih kurang 1 tahun lebih. Sepertinya tidak ada
kemajuan signifikan yang dirasakan warga Jakarta. Kemacetan dan kebanjiran
masih saja menghiasai media massa selama ini. namun kelihatannya warga
Indonesia hanya melihat sebelah mata terhadap Jokowi. Jokowi belum menepati
janji loh buat jakarta untuk 5 tahun. Kenapa mesti kita beri amanah yang lebih
besar lagi???
Sepertinya permainan politik 2014
semakin menakutkan dan saling serang. Tidak ada kata teman dalam politik. Semua
dijadikan musuh jika tak bisa diajak koalisi. Kita ya tunggu siapakah yang
bakal mendampingi Jokowi dalam Pilpres mendatang. Yang pasti PDI-P tak mau rugi
dan blunder menentukan wakil Jokowi. Karena melihat rakyat yang keburu simpati
dengan Jokowi dengan blusukannya. Padahal rakyat gak butuh blusukan tanpa
kesejahteraan. Rakyat sudah cukup jengah mendengar janji-janji manis yang
pernah diucapkan 5 dan 10 tahun yang lalu kala SBY hendak jadi presiden pertama
dan kedua diperiodenya.
Akankah Jokowi mengulangi pencapaian
yang dilakukan SBY kala itu. Kita lihat saja pembuktian seorang Jokowi yang
rela meninggalkan tanggungjawabnya. Bisa dibilang track recordnya yang belum teruji masih perlu diberi praktik lagi.
Dan praktiknya itu sebenarnya DKI jakarta. Namun kelihatannya ia prematur untuk
menjadi presiden tanpa ada bekal dan persiapan yang cukup. Kita andaikan sebagia
seorang letnan kolonel yang diberi tugas sebagai seorang jenderal.
Tentu rakyat DKI ingat betul tentang
janji yang sempat dilontarkan Jokowi dihadapan ribuan rakyatnya. Janji membawa
DKI kedepannya lebih baik lagi. Apakah ia lupa janji itu...?
Banyak alasan kuat dari PDI-P
mendorong Jokowi untuk mencalonkan diri di Pilpres 2014. Salah satu diantaranya
untuk menaikkan elektabilitas partai. Yah, taktik ini ini dinilai berhasil. Namun
belum maksimal. Karena dari hasil quick
count partai yang berlogo banteng ini tak memenuhi suara hingga 20%.
Sejauh ini masing-masing parpol papan
atas disibukkan melebarkan sayap mereka dengan menggerek parpol-parpol menengah
dalam mencapai 20% suara. Siapa yang lebih cepat bergerak menentukan koalisinya
bisa menjadi ancaman dan geliat politik yang semakin memanas tahun 2014 ini.
Sebagai rakyat yang tidak mau
dirugikan, marilah bersama memilih pemimpin bangsa ke depan dengan bijak dan
berpikir ke depan. Lihatlah pencapaian apa yang telah dilakukan calon selama
ini untuk negerinya, sebelum ia maju menjadi presiden. Jangan sampai menyesal
kemudian dengan janji manis dan harapan kosong yang kerap menyelimuti warga
Indonesia.
Nasib kita 5 tahun mendatang ditentukan dari sekarang. Saat ini rakyat harus mempelajari rekam jejak calon yang hendak dipilihnya.
Nasib kita 5 tahun mendatang ditentukan dari sekarang. Saat ini rakyat harus mempelajari rekam jejak calon yang hendak dipilihnya.
#menyongsongpilpres2014
Menagih Janji Pak Jokowi
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, April 16, 2014
Rating:
Post a Comment