Stimulus untuk Investasi Pendidikan
Pendidikan adalah
hajat hidup manusia yang berlangsung dari satu generasi ke generasi, dari masa
ke masa dan seterusnya. Dengan kata lain, pendidikan adalah investasi masa
depan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang akan memiliki prospek yang lebih
baik jika memilki investasi di masa depan. Untuk menghasilkan investasi yang
baik, maka harus dimulai dari awal yaitu PAUD, SD/MI sampai jenjang perguruan
tinggi harus dilaksanakan dengan baik dan simultan.
Disamping itu untuk
menciptakan investasi yang baik terdapat tiga proses yang harus dilewati.
Pertama dimulai dari keluarga. Kemudian dari lingkungan tempat tinggal dan yang
terakhir adalah sekolah. Ketiga proses ini sangat menentukan investasi bagi seorang
anak kedepannya.
Pemerintah disatu
sisi berperan sebagai pamong (penanggung jawab) terhadap kesejahteraan
masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut pemerintah harus fokus terhadap
masyarakat yang dipimpinnya.
Kita ketahui bahwa
ada tiga macam pendidikan yaitu pendidikan informal, formal dan non formal. Pemerintah
bisa memulainya dengan memberikan pendidikan informal yaitu dimulai dari
keluarga. Caranya, pemerintah harus bisa mensosialisasikan kepada seluruh
orangtua agar mereka mendapatkan stimulus khususnya pada pendidikan.
Orangtua sebagai panutan
serta tauladan bagi setiap anaknyamemiliki peran penting terhadap masa depan
mereka. Seorang anak tentu tidak akan jauh berbeda sifat, tingkah, bahkan
kepribadiannya dengan orangtuanya. Jika pendidikan orangtuanya baik, maka
otomatis anaknya akan lebih baik. Jika masa lalu orangtuanya belum sempat
mencicipi jenjang perguruan tinggi dimasanya, maka kemungkinan besar anaknya
akan mengikutinya. Maka yang harus diperhatikan adalah basic dari orangtuanya.
Cara pemerintah
provinsi memberikan stimulus kepada orangtua di lingkungan keluarga adalah
melalui kepala desa. Kepala desa sebagai salah satu badan pemerintah yang
paling dekat dengan warganya akan lebih mudah mengakses serta memberikan stimulus
secara langsung terhadap orangtua mengenai pendidikan anaknya. Kegiatan
masyarakat seperti perwiridan, pertemuan orang tua, arisan, peguyuban merupakan
media bagi kepala desa untuk menyampaikan stimulus dari pemerintah ke para
orangtua.
Proses yang kedua
adalah pendidikan lingkungan. Dewasa ini kenakalan remaja, degradasi moral,
kehidupan yang serba mewah menodai citra pendidikan kita. Hal ini mencerminkan
seolah pendidikan kita tidak berkarakter. Maka secara tidak sadar pendidikan
lingkungan dapat mempengaruhi pendidikan berkarakter.
Untuk membentuk
pendidikan yang berkarakter, pendidikan lingkungan tak boleh diacuhkan. Maka
peran pemerintah harus memberikan stimulus terhadap tokoh-tokoh yang bergerak
di lingkungan informal. Contohnya para guru ngaji dan guru honor, apakah mereka
sudah mendapatkan stimulus dari pemerintah?. Jika saja pemerintah bisa
mengoptimalkan stimulusnya, maka pendidikan berkarakter akan mudah dicapai.
Lalu proses yang
ketiga adalah pendidikan formal (sekolah). Pendidikan di sekolah terbagi tiga
yaitu pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Sangat disayangkan
pendidikan disetiap daerah kita berbeda. Hal ini merupakan dampak dari otonomi
daerah yang ada. Seharusnya jika Sumatera Utara ingin pendidikannya menjadi
nomor wahid, maka pemerintah harus menyamaratakan kebijakan khususnya mengenai
pendidikan. Koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah daerah
sangat urgent untuk mencapai visi dan misi yang sama.
Sangat disayangkan
jika dana APBN dan APBD serta kita harapkan tiap orangtua menyisihkan
penghasilannya 20% untuk pendidikan belum dapat dioptimalkan dengan baik.
Memang secara pelaksanaan sudah berjalan, namun kita belum bisa
mengoptimalkannya. Dengan adanya koordinasi yang terpadu, untuk melihat secara
substansi persoalan-persoalan yang menyangkut pemerataan kualitas pendidikan di
Sumatera Utara. Maka diperlukan kepiawaian orang-orang yang membantu gubernur
dibidang pendidikan mengkoordinasikan pendidikan yang ada di kota dan desa.
Jika kita tinjau
lebih jauh, elemen-elemen masyarakat (Ormas) juga harus ikut andil dalam
pendidikan. Sebab didalam Ormas sudah tentulah masyarakat itu sendiri. Selain
itu Ormas sangat dekat dan akrab dengan masyarakat di lingkungannya. Jika
stimulus pemerintah juga diberikan pada mereka, maka tujuan pemerintah untuk
membangun pendidikan di Sumatera Utara akan lebih cepat tercapai.
Kalau kita flashback
pada masa kampanye Syamsul dan Gatot mengumandangkan 3 hal yaitu, masyarakat
tidak lapar, masayarakat tidak bodoh dan masyarakat harus punya masa depan.
Kalau ingin mencapai masyarakat yang tidak bodoh, maka tidak akan ada
kesenjangan pendidikan antara di kota dan kabupaten. Pemetaan pendidikan sangat
diperlukan agar kita dapat melihat kelebihan di satu daerah dengan yang lain
dan begitu juga sebaliknya. Untuk menciptakan pemerataan pendidikan maka
pemerintah harus melakukan silang study, contohnya kelebihan pendidikan
yang dimiliki daerah ‘A’ harus dibagikan atau di-share ke daerah lainnya.
Sejauh ini Al Jam’iyatul
Washliyah sudah menjalankan perannya sesuai visi dan misi. Lembaga pendidikan
Al Washliyah menjadi wadah pendidikan modern yang mampu menabur butir-butir
nilai rahmatan lil’alamin dalam rangka menghasilkan manusia yang
berkualitas berbasis islam demi mewujudkan Negara “Baldatun toyyibatun
warabbun ghafur”. Hal ini bermaksud untuk menciptakan negeri yang aman dan
yang di ridhoi.
Lalu pada misinya Al
Washliyah menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dari berbagai jalur
jenis dan jenjang pendidikan yang berdasarkan islam. Maka di Al Washliyah
setiap jenjang pendidikan harus berdasarkan islam, baik itu PAUD, Raudhatul Athfal,
Madrasah dan termasuk juga perguruan tinggi.
Secara garis besar
tujuan pendidikan Al Washliyah adalah menghasilkan manusia mukmin yang
bertaqwa, berilmu pengetahuan luas dan dalam, berakhlakul karimah, sukses di
dunia dan selamat di akhirat. Kedua adalah mengembangkan dan menyebarkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Ketiga adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas kader
untuk melanjutkan perjuangan dan amaliyah Al Washliyah. Dan yang keempat adalah
menghasilkan ulama iswatun hasanah yang menjadi panutan umat.
Lalu solusi dari
masalah pendidikan di Sumatera Utara adalah yang pertama libatkan Ormas-ormas
yang ada. Lalu memberikan stimulus-stimulus pada Ormas yang ada seperti
Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al Washliyah dan lain sebagainya. Kemudian
Gubernur harus bisa mengkoordinasi pendidikan-pendidikan di daerah dan kota.
Mengingat usia
pemerintah Sumatera Utara ke 46 tahun bagaimana grafik pendidikan yang kita
alami? Jangan sampai pendidikan di Sumatera Utara adalah kualitas semu. Karena
hasil data dengan ranking dengan prilaku di lapangan berbeda. Bisa saja kita
merebut ranking nasioanal namun apakah bisa kita mempertanggungjawabkannya?. Jadi
mulailah dari dasar. Berikan stimulus-stimulus yang merata. Agar tercapai visi
dan misi Sumatera Utara.
Sumber dari internet
Stimulus untuk Investasi Pendidikan
Reviewed by Bamzsusilo
on
Jumat, Mei 30, 2014
Rating:
Post a Comment