Dinamika, Mengubahku Jadi Wartawan #1
Awalnya aku gak bermaksud berlama-lama di dalam
lembaga ini. Lembaga kemahasiswaan yang menurutku akan menyedot waktu kuliahku,
mengerjakan tugas kuliahku, jalan-jalan bareng temen-temen, bahkan jadwal
pulang kampungku. Namun semua itu dapat terlewati karena satu hal yang aku
minati, menulis.
Aku suka menulis, bahkan bisa dikategorikan hobi. Sejak aku berada di Dinamika, sudah ratusan tulisan yang dihasilkan. Baik itu untuk majalah, web bahkan untuk blog pribadiku. Itu salah satu alasan mengapa aku tetap bertahan disini. Masih banyak lagi yang lainnya. Tentunya yang baik-baik dan positif buat diriku.
Aku suka menulis, bahkan bisa dikategorikan hobi. Sejak aku berada di Dinamika, sudah ratusan tulisan yang dihasilkan. Baik itu untuk majalah, web bahkan untuk blog pribadiku. Itu salah satu alasan mengapa aku tetap bertahan disini. Masih banyak lagi yang lainnya. Tentunya yang baik-baik dan positif buat diriku.
Dari
menulis, aku tahu beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Misalnya kamu pengen nulis berita, tentunya kamu harus mempersiapkan bahan dan data
untuk merangkainya menjadi sebuah berita. Karena tulisanmu akan menjadi opini
tak berdalil jika hanya mengekspresikan isi kepala dalam berita yang kita buat.
Dan untuk mendapatkan bahan dan data, ada beberapa hal yang mesti kamu lakukan,
mewawancarai narasumber terkait dan observasi lokasi dari peristiwa yang akan
kamu beritakan. Simpel bukan.
Idealnya, jika
kita pengen buat berita langsung hanya membutuhkan 2-3 narasumber yang berbeda.
Namun, kalau berita yang bersifat investigasi, minimal 3 orang untuk suatu
informasi yang hendak kita korek. Kalau banyak informasinya, sudah pasti kita
akan membutuhkan puluhan narasumber pastinya. Karena berita investigasi
membutuhkan verifikasi dari banyak pihak untuk menguji kevalidan dan kebenaran dari
informasi terkait peristiwa yang diliput.
Proses di
atas adalah kegiatan yang dilakukan seorang wartawan. Profesi ini membutuhkan
keberanian dan kepekaan akan lingkungan sekitar. Wartawan harus mampu berbaur
dengan semua kalangan yang ada di masyarakat. Dia layaknya bunglon yang dapat
menyesuaikan diri dimana ia berada.
Terlebih kita
menjadi seorang wartawan kampus, kita harus mempelajari administrasi kampus
yang terkadang membuat jengkel. Bedakan administrasi yang diterapkan mahasiwa
dibandingkan dengan birokrasi. Beda bukan. Itulah yang mesti dipelajari oleh
wartawan kampus. Kita jangan mau ditipu daya oleh pihak birokrat karena
ketidaktahuan dan ketidakpekaan kita sebagai informan kepada mahasiswa lainnya.
Apalagi ketika
kita melaksanakan liputan lapangan keluar kampus, momen ini biasanya yang
ditunggu oleh beberapa wartawan kampus, karena informasi diluar lebih banyak
dan memungkinkan untuk dikorek lebih mendalam. Karena banyaknya narasumber yang
bisa dijumpai untuk dimintai keterangan.
Ketika menjadi
seorang wartawan, kita akan menjadi orang yang selalu pengen tahu segala hal. Karena, wartawan yang sukses memberitakan
adalah wartawan yang mampu membuktikan kebenaran dari peristiwa dengan data dan
fakta di lapangan.
Dinamika, Mengubahku Jadi Wartawan #1
Reviewed by Bamzsusilo
on
Sabtu, Oktober 11, 2014
Rating:
Post a Comment