Dinamika, Membimbingku Untuk Bertanggungjawab #3
Setiap dari
diri kita akan melekat yang namanya tanggungjawab. Bahkan seorang anak saja
bertanggungjawab kepada orangtuanya terkait nilainya di sekolah. Tanggungjawab
menjadi teman setia yang selalu bersama kita menjalani kehidupan. Dan
tanggungjawab akan senantiasa menjadi pengingat bahwa kita hidup di dunia bukan
tanpa alasan, melainkan ada sebuah tanggungjawab mulia yang mesti kita
tunaikan.
Sama halnya
ketika kita berada di bangku perkuliahan. Setiap mahasiswa bertanggungjawab
atas kesuksesan akademiknya melalui nilai-nilai yang bagus di kelasnya. Hal ini
sejalan dengan semua harapan dari
orangtua kita masing-masing kepada anaknya yang menyandang status mahasiswa.
Kesuksesan seorang anak di kuliahnya merupakan kebanggaan luar biasa yang
dirasakan orangtua. Yah, itulah harapan terbesarku saat ini.
Semasa
kuliah aku dibesarkan oleh orang-orang luar biasa yang berada di sekitarku.
Karena sejak semester 2 aku telah mengecap organisasi yang berkiblat
jurnalistik. Sebut saja namanya Dinamika. Dari lembaga ini aku banyak belajar
tentang segala hal, diantaranya menejemen, jurnalistik, kepribadian dan
tanggungjawab. Semua itu aku serap melalui kakak dan abang senior maupun pengalaman langsung yang menempah diriku.
Selama lebih
dari 3 tahun aku di Dinamika, sudah banyak sekali tanggungjawab yang aku
lewati. Tak banyak tanggungjawab yang bisa aku selesaikan. Namun, itu sudah
cukup membentuk karakterku sebagai orang yang bisa dibilang tanggugjawab. Dan
terkadang, tanggungjawab bisa membuat kita menjadi tegar dan kuat menjalani
sulitnya kehidupan. Dan semua itu sebagian besar aku dapatkan di sini, di
Dinamika.
Mulai dari
tahun pertama di Dinamika, aku diamanahi sebagai kontributor fakultas. Tugasnya
yaitu menjadi informan di salah satu fakultas dengan mengabarkan dalam bentuk
berita. Selama jadi kontributor, tak banyak yang bisa aku lakukan. Hanya
hitungan jari yang bisa aku hasilkan. Mengenaskan. Masa kontibutorku hanya
bertahan beberapa bulan saja.
Setelah itu
aku beralih tanggugjawab menjadi seorang reporter. Tugasnya hampir mirip dengan
kontributor. Hanya saja lebih luas lagi cakupan wilayah untuk melipu beritanya.
Awalnya aku juga masih kurang maksimal menjalani tanggungjawab baru ini. Namun,
berkat dukungan dari beberapa senior dan rekan-rekan seangkatan, tanggungjawab
baruku ini lebih baik dari yang pertama. Alhamdulillah.
Tahun ketiga,
aku dimutasi ke divisi lain. Aku sempat shock.
Aku bersedih ketika itu. Aku sudah mulai merasakan kenikmatan menjadi
seorang reporter, namun dewan pimpinan mengambil keputusan sepihak atas
pemutasian itu. Aku kecewa ketika itu. Yah, kecewa yang amat mendalam. Bahkan
air mata sempat menyelimuti kedua pipi manisku ketika itu.
Aku
tersadar, bahwa keputusan ini memang telah dipertimbangkan matang-matang. Dewan
pimpinan menganggap keputusan ini untuk kebaikan Dinamika ke depannya dalam
menjalani program kerja yang ada.
Hingga aku
menyadari, passion aku ternyata di
Litbang. Terbukti, track recordku berjalan mulus dan mendapatkan apresiasi yang
cukup gemilang tahun lalu. Sebagai salah satu kru yang disoroti dan didengar
usulannya, aku menjelma menjadi kru yang dituakan tahun lalu.
Sehingga aku
banyak dipercaya untuk menanggungjawabi beberapa program kerja, salah satunya
menjadi ketua pengukuhan anggota magang angkatan 13 pada tahun 2013 lalu. Selain
itu, aku juga pernah menjadi manajer dari sebuah agenda besar, PENA PERSMA 2014
(Pelatihan Nasional Pers Mahasiswa) se-Indonesia. Da yang paling berkesan
adalah menjadi Kordinator Pengembangan SDM selama satu tahun dengan melahirkan
calon kru masa depan Dinamika.
Aku juga
turut menanggungjawabi rubrik di majalah Dinamika. salah satunya pernah menjadi
reporter Tim Reportase Utama dengan tema “Alumni IAIN SU Mau Dibawa Kemana!”
dan 3 edisi memegang rubrik Blak-blakan. Dan semua itu insyaallah aku tanggungjawabi
dengan amanah. Alhamdulillah.
Di tahun
selanjutnya, tanggungjawabku semakin berat. Yaitu menjadi seorang pemimpin
divisi. Menjadi pemimpin bukalah suatu hal yang mudah. Namun, dengan menjadi
pemimpin kita akan lebih cepat dewasa, baik dalam berpikir maupun bertindak. Dan
itulah yang aku rasakan hingga saat ini. Tanggungjawab yang sangat sulit,
akhirnya harus selesai juga.
Banyak pelajaran
yang bisa dipetik dari pengalamanku di Dinamika. Tentunya pelajaran itu
diperoleh bukan dengan cara yang instan, namun butuh pengorbanan yang banyak
untuk membayar itu semua. Karena yang aku tahu, Tidak ada hasil yang manis tanpa pengorbanan yang maksimal.
Dinamika, Membimbingku Untuk Bertanggungjawab #3
Reviewed by Bamzsusilo
on
Senin, November 03, 2014
Rating:
Post a Comment