Dinamika, Mencetakku Jadi Seorang Penulis #7
Aku pernah
bermimpi suatu hari nanti akan menjadi seorang penulis. Mimpi itu pertama kali
terbersit awal tahun 2011. Hal ini dimotori karena adanya beberapa orang yang
melahirkan karya dibidang tulisan. Pada saat itu, status dia adalah seorang
mahasiswa. Sehingga aku pengen menjadi seorang penulis di saat statusku masih
menjadi mahasiswa.
Dan
beruntungnya aku masuk ke dalam wadah yang bergerak di bidang kepenulisan,
bernama Dinamika. Sehingga mimpi-mimpiku menjadi seorang penulis, walaupun
masih amatir sudah terealisasi. Meskipun tulisan tersebut berbentuk berita dan
liputan. Tapi aku aku bangga bisa menulis itu semua. Selain menambah skill
menulis, juga dapat menginformasikan kabar kampus yang diterbitkan kepada
mahasiswa.
Di lembaga
ini, aku dipaksa untuk meliput berita. Setiap anggota punya kewajiban membuat
minimal 1 berita perminggunya. Jika berita tidak ada, maka sangsilah yang akan
menjawabnya. Sebenarnya sistem ini sangat bagus untuk diterapkan. Dengan sistem
tersebut, kita memiliki tanggungjawab untuk membuat berita. Sehingga, mau tidak
mau, suka tidak suka, cepat atau lambat, kita akan menjadi seorang penulis.
Yah, penulis. Atmosfer inilah yang membangunkan seseorang dari kami untuk
selalu mengejar impian menjadi seorag penulis. Dan beruntungnya, impian
tersebut menjadi kenyataan.
Tak hanya
itu, ada beberapa kru yang punya keinginan lebih dari seorang penulis berita di
media kampus, namun juga berkeinginan menerbitkan buah dari karya ke media
cetak lainnya seperti koran. Memang masih dalam hitungan jari karya tulis yang
diterbitkan di media, namun ekspektasi dari seorang penulis adalah tulisannya
dapat dimuat di harian nasional seperti Kompas dll. Dan aku pernah
melakukannya. Argumenku pernah dimuat di kolom Kompas Kampus dengan judul
“Karya Buku Itu Gampang”.
Selain itu,
tulisan featureku tentang makanan
daerah pernah dimuat di koran Mimbar Umum. Walaupun koran daerah di Medan, tapi
itu adalah upaya yang telah dilakukan sendiri. Sehingga memunculkan kebanggaan
di dalam diri.
Aku juga
pernah menerbitkan naskah personal
literatur ke dalam beberapa buku. Yang pertama buku yang berjudul “Andai Jokowi
Jadi Presiden” oleh penerbit Ae Publishing, The Moment dan Love Story oleh
Perdana Publishing di tahun 2013.
Setidaknya,
Dinamika mengajarkanku bahwa dengan tulisan kita dapat memberikan manfaat
kepada orang banyak. Baik itu manfaat informasi, pendidikan, hiburan dan
pengalaman. Sehingga semangat menulisku yang telah terbentuk sejak 2011 hingga
saat ini masih melekat walaupun terkadang menemui jalan buntu dalam hal ide
untuk menulis.
Selain itu, menulis akan menambah keinginan seseorang
untuk rajin membaca literatur. Karena mustahil seseorang bisa menulis tanpa
membaca. Baik itu membaca yang tersurat maupun yang tersirat, baik membaca yang
nyata maupun yang tidak nyata. Semua tulisan yang bagus berawal dari
pemahaman yang baik dari bacaan yang kita kunyah sebelumnya.
Dinamika, Mencetakku Jadi Seorang Penulis #7
Reviewed by Bamzsusilo
on
Selasa, November 11, 2014
Rating:
Post a Comment