Dinamika, Menempah Karakter Berjiwa Pemimpin #9
Sumber: Google |
Semua juga sudah pada tahu
bahwa setiap seorang anak Adam terlahir ke dunia, sebenarnya telah tertanam
dalam diri mereka jiwa kepemimpinan. Bahkan anak perempuan sekalipun. Semua itu
merupakan risalah tuhan yang telah tertuang dalam al-Qur’an. Sehingga bagi
siapa yang beriman kepada Allah Swt, hendaklah menyakini dalam dirinya
masing-masing bahwa dia adalah pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri untuk
menjalani kehidupan di dunia dengan sebaik-baiknya.
Ketika kita telah beranjak
dewasa, maka jiwa kepemimpinan mulai terlihat dari sikap dan perlakuan
seseorang. Mereka akan mulai mencoba hal-hal baru yag dapat mencapainya pada
posisi sebagai sebuah pemimpin dalam sebuah komunitas atau organisasi. Dan ini
didapat setelah dia tergabung dalam sebuah elit masyarakat yang berpikir maju
dan berwawasan pengetahuan. Tentu, dengan bergabung dalam sebuah komunitas
dapat menambah jam terbang baginya dalam berkomunikasi dan saling bertukar
pikiran kepada siapa saja yang mereka anggap dibutuhkan dalam menyelesikan
program dari komunitas tersebut.
Di saat itulah aku memulai
karirku sebagai seorang elit kampus yang bernama pers mahasiswa. Didalamnya aku
banyak diajari bagaimana cara memimpin diri sendiri dan memimpin orang lain.
Sejak tahun 2011 hingga 2014 aku telah mencicipinya yang namanya dinamika
organisasi yang cukup kompleks. Mulai dari menjadi anggota hingga pemimpin aku
rasakan. Mulai dari staf panitia hingga ketua panitia dalam sebuah agenda
kegiatan pernah aku selesaikan. Dan semua itu sangat bernilai harganya untuk
diambil pelajaran dan hikmah yang didapat dalam mengemban amanah menjadi
seorang pemimpin ataupun ketua panitia.
Ketika kita menjabat sebagai
seorang pemimpin di dalam sebuah organisasi, akan banyak sekali problema yang
akan menghampiri. Baik dari internal maupun eksternal. Tentu, problema tersebut
haruslah dicari solusinya. Proses sepertinya inilah yang akan memaksa seorang
pemimpin untuk mengerahkan pemikiran bijaksananya untuk menyelesaikan masalah
dengan solusi terbaik. Dan ini sangat sulit memang.
Selain itu, pemimpin juga
harus mengedepankan ego pribadi untuk kepentingan organisasi. Setiap keputusan
yang terucap dari kepala si pemimpin haruslah berdasarkan kebermanfaatan dari
sebuah kepentingan bersama, terlebih untuk organisasi yang dipimpin. Janga
sampai ego menguasai pikiran si pemimpin, sehingg akan terjadi konflik
organisasi jika para anggota tak menerima keputusan dengan lapang dada. Ini
bisa memunculkan kemunduran dalam berorganisasi.
Pemimpin organisasi juga
harus berupaya menjadi teladan yang baik buat anggota. Hendaknya apa yang
diperintahkan kepada para anggota, dia terlebih dahulu melaksanakan. Jangan,
dia menyuruh seseorang untuk disiplin. Namun ia tidak beertindak disiplin. Itu
omong kosong namanya. Anggota akan acuh terhadap tanggungjawabnya jika menemui
tipe pemimpin yang seperti ini.
Pemimpin juga harus bisa
mengupayakan dirinya sebagai rekan kerja yang cocok untuk setiap anggota yang
ada. Karena, dalam suatu waktu, bisa saja dia akan dipertemukan dalam sebuah
tanggungjawab yag sama. Jika terjadi sebuah interaksi yyang buruk, tentu hasil
dari program yang ditanggungjawabi akan berdampak buruk. Yah, sikap profesionl
biasa kita sebut. Jangan membawa-bawa perasaan pribadi dalam sebuah organisasi, karena
kehancuran akan menunggunya kelak.
Selanjutnya kembali kepada
kita. Apakah seseorang ingin jadi pemimpin yang kata dan tindaknya diteladani
para anggota, atau sebaliknya. Ini kembali kepada kita semua.
Dinamika, Menempah Karakter Berjiwa Pemimpin #9
Reviewed by Bamzsusilo
on
Minggu, November 16, 2014
Rating:
Post a Comment