Dinamika, Mengajariku Peduli Sesama #8
Salah satu
visi dari perguruan tinggi adalah pengabdian pada masyarakat. Namun, jarang
sekali pihak kampus yang menerapkan kegiatan yang langsung bersentuhan untuk
masyarakat. Mahasiswa hanya dicekoki dengan teori-teori tentang akademik di
jurusannya masing-masing. Apa mahasiswa nantinya setelah wisuda hanya menjadi
seorang pemikir atau ilmuwan saja. Tentu saja tidak.
Dan kalau
ada pengabdian pada masyarakat itu hanya sebatas kegiatan yang tidak masuk ke
dalam kurikulum pembelajaran yang ada. Contohnya waktu akhir semester 4
mahasiswa di kampus IAIN SU akan mengadakan pengabdian masyarakat yang hanya
dibatasi 7-10 hari saja. Waktu seminggu mau mengabdi apa? Apa hanya numpang
tidur di desa orang selama satu minggu? Apa hanya membersihkan masjid dan desa
saja? Tentu tidak kan? Mahsiswa punya inovasi dalam mengembangkan sebuah desa
lebih baik lagi. Dan itu tidak bisa dikerjakan hanya dalam waktu yang sangat
singkat. Mudah-mudahan pihak terkait dapat memberikan wadah bagi mahasiswa yang
kreatif untuk membangun sebuah desa menjadi lebih maju lagi.
Satu hal
yang perlu dipahami dari mahasiswa adalah jiwa sosialnya yang tinggi. Terkadang
dapat terjadi hal-hal negatif dengan tingginya jiwa sosial yang ada pada
dirinya. Contohnya, untuk menyampaikan aspirasi dari rekan-rekannya yang
mungkin tak didengar. Bisa saja dengan mengadakan aksi yang menjurus anarkis.
Ini bisa saja terjadi melihat kekompakan dan kepedulian terhadap rekannya.
Namun, wadah
yang paling tepat untuk menyalurkan rasa sosial kita sebagai insan akademis
adalah dengan membantu sesama di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan.
Sebagai mahasiswa, kita dapat menjadi relawa bagi para pengungsi di Sinabung
misalnya. Dengan mengadakan aksi amal pengumpulan dana di setiap titik kota dan
kampus yang kemudian dana tersebut kita salurkan untuk pengungsi yang
membutuhkan. Ini luar biasa. Dan
Dinamika pernah melaksakan kegiatan tersebut.
Tepatnya
tanggal 16 Oktober lalu Dinamika mengadakan aksi amal dengan bertemakan “Peduli
Sinabung”. Para kru Dinamika dengan kompak mengenakan pakaian serba merah
dengan ikat kepala merah putih dan stiker di kedua sisi pipi menyeser ke setiap
titik keramaian di kampus IAIN SU. Mulai dari halaman aula, jalan-jalan
fakultas, kelas-kelas se-IAIN SU, kantin-kantin, gedung dekanat dan birokrat.
Alhasil dan yang terkumpul mencapai 5 juta rupiah.
Sehingga,
hasil dari penggalangan dan tersebut dibelanjakan obat-obatan dan makanan untuk
kebutuhan para pengungsi di Sinabung, tepatnya di daerah Gurukinayan. Warga
menyambut suka cita rombongan yang datang ke lokasi. Mereka bangga atas
kepedulian yang ada pada mahasiswa dan anak muda. Mudah-mudahan kepedulian
tersebut tertular kepada pejabat pemerintahan yang ada di sana untuk memberikan
bantuan secara materiil dan moril.
Mahasiswa
sebagai agen perubahan tentu masih idealis untuk berkorban demi kepentingan
orang banyak. Jangan sampai keidealisan seorang mahasiswa tercoreng hanya karena ulah
jahat oknum yang ingin menikmati hasil dari usaha mahasiswa. Yah,
terkadang kejahatan yang dilakukan mahasiswa dimotori oleh orang-orang
‘atasan’.
Dinamika, Mengajariku Peduli Sesama #8
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, November 12, 2014
Rating:
Post a Comment