Sakit, Buat Jadi Mandiri
Gb: Google |
Tiga
hari t’lah berlalu. aku masih saja tak banyak melakukan aktivitas seperti
biasa. Bahkan untuk mandi saja mesti bersusah payah. Berjalan menuju kamar
mandi berjarak 30 meter sangat memberatkan buat tubuhku. Apalagi untuk bekerja
seperti biasa. Mengantar surat-surat kepada dosen dan ketua jurusan di
fakultas, halah ini bukan saat yang tepat.
Aku menyerah sob. Akhirnya aku
mencoba istirahat penuh beberapa hari ini.
Memang
aku sudah izin dengan beliau. Yang beberapa hari ini menjadi tentorku untuk
mengerjakan beberapa pekerjaan beliau. Mulai dari mengantar surat, mengarsipkan
surat, bermain dengan microsoft office.
Itulah beberapa temanku seminggu belakangan. Namun, tampaknya aku harus menahan
diri untuk kembali bercengkerama dengan surat-surat dan microsoft office. Karena yang aku alami saat ini benar-benar tak
bisa ditolerir sob. Rasa nyeri di
bagian perut sebelah kiri begitu sangat menyiksaku.
Aku gak
tau awal mula rasa nyeri ini muncul. Setelah aksi mogok yang dilakukan keretaku
Jum’at lalu sempat membuat agendaku kacau total. Awalnya aku harus kembali ke
kampus jam 10 pagi setelah dari MIS di daerah Diski untuk membantu beliau
seperti biasa. Akhirnya aku harus mendorong keretaku yang ngambek ke kampus dengan Dhanu, salah seorang rekanku. Hingga jam
setengah 2 siang aku tiba di kampus.
Namun yang terjadi setelah itu, aku mengalami rasa sakit yang amat
sangat di perutku bagian kiri. Huh. Aku nyerah gak mau ngapaen-ngapaen.
Banyak
yang menyarankan untuk memeriksa ke dokter. Ada juga yang menyarankan ke tukang
kusuk. Namun, memang aku yang bandel. Gak suka berurusan sama yang begituan.
Aku lebih percaya dengan ramuan-ramuan yang dibuat oleh nenekku. Namun,
pahitnya, untuk saat ini aku tak bisa mendapati ramuan tersebut. Ingin rasanya
kembali ke kampung untuk mengaduh kepada nenek. Huhuhu. Beginilah nasib anak
laki-laki perantauan. Di satu sisi, dia mencoba untuk mandiri. Di sisi yang
lain, dia mencoba untuk tak memberitahu kepada keluarganya mengenai sesuatu
yang terjadi. Akhirnya aku harus
menghadapi pahitnya hidup sendirian.
Sakit, Buat Jadi Mandiri
Reviewed by Bamzsusilo
on
Jumat, November 28, 2014
Rating:
Post a Comment