Boneka Perpisahan #2 End
Setelah kejadian nilai ujian Bahasa Indoesia
yang dikurangi. Hubungan Boni dengan gadis berlesung pipi mulai kendur. Bukan karena
mereka sudah tidak cocok lagi. Namun, karena menghindari ejeken dan cemoohan
dari temen-temen yang kurang suka dengan kedekatan mereka. Akhirnya perjumpaan
mereka lebih banyak dihabiskan setelah pulang sekolah.
Namun, teman-teman masih saja memergoki Boni
dan gadis berlesung pipi ketika di arela parkir kereta. Bahkan ada yang teriak-teriak dengan ucapan, Cie cie si
Boni mau nganter pulang si Doi. Hati-Hati ya Bon diceramahin Pak Ustadz kata
salah satu teman kelas Boni. Boni hanya diam dan mencoba tak menggubris. Namun,
gadis berlesung pipi ini lama-kelamaan jenuh dengan sikap teman-teman yang
selalu usil. Hubungan mereka mulai terganggu lagi.
Akhirnya gadis berlesung pipi mulai menjauhi
Boni. Saat di kelas, mereka jarang berkomunikasi. Bahkan saling
pandang-memandang ketika pelajaran berlangsug sudah tidak pernah dilBonikan. Menghadapi
situasi ini, Boni tidak terima. Dia mengharapkan rutinitas dan kebiasaan yang
selama ini dilBonikan untuk secepatnya diperbaiki. Namun, gadis berlesung pipi
ini masih bersikeras dengan kemauannya untuk menjaga jarak.
Bahkan, komunikasi lewat selulerpun sudah
tidak intens seperti biasa. Ya walaupun seluler masih minjem orangtua. Kadang-kadang
pesan sms terbaca dan membuat geli mamak membacanya. Pernah suatu hari, Boni
mengirim pesan yang berisi, Sayang lagi
paen, Bon kangen nih. Ntar malem ba’da shalat maghrib boleh ke rumah?. Itu pesan
yang pernah terbaca mamak Boni. Kan geli anak MTs mengirim pesan kayak gitu
untuk pasangannya.
Sempat satu minggu mereka tidak komunikasi
tanpa sebab. Mungkin karena kejenuhan yang mereka alami didasari oleh pengaruh
lingkungan teman sekelas. Tak ada peluang dari mereka untuk membangun hubungan
yang baik kembali. Akhirnya Boni yang masih berharap untuk hubungan baik-baik
masih terjalin, berupaya mengembalikan situasi seperti semula. Ia mulai mencoba
segala cara untuk membuat si gadis berlesung pipi kembali menyayanginya seperti
biasa.
Suatu sore, ia ke rumah gadis berlesung pipi
dengan membawa coklat kesukaannya. Coklat bermerk Silverqueen berukuran sedang
Boni bungkus dengan kertas kado berwarna pink dengan juntaian tali yang begitu
unik. Saat hendak mengetuk pintu, ia ragu antara melanjutkan surprise ini atau
tidak. Karena gadis berlesung pipi ini pernah bilang kalau minggu-minggu ini ia
sibuk membantu orangtuanya yang akan ada acara syukuran adiknya yang baru
lahir. Jadi, ia tidak bisa diganggu.
Namun Boni nekat dan tetap mengetuk pintu
dengan kepercayaan diri yang tinggi. Harapannya mudah-mudahan dia menerima
coklat tersebut dan senang dengan pemberian Boni. Saat pintu terbuka, gadis
berlesung pipi muncul dari balik daun pintu dan meamndang Boni seraya berkata,
“Kan sudah saya bilang tidak usah ke rumah. Karena
saya sedang sibuk menjelang acara syukuran di rumah.” Kata gadis berlesung
pipi.
“Boni Cuma mau memberi ini aja kok.” Jawab Boni
pelan dengan penuh rasa bersalah.
“Kan bisa memberinya setelah seminggu ke
depannya,” jawabnya lagi ketus.
“Ywdlah, kalau tidak bisa sekarang, Boni
pulang saja.” Jawab Boni lagi.
Akhirnya Boni menunggu selama seminggu. Seminggu
itu juga Boni harus memberi kejutan yang lebih hebat lagi supaya gadis berlesung
pipi kembali seperti biasa. Akhirnya Boni merencanakan untuk memberinya sebuah
kenang-kenangan berupa boneka. Karena, biasanya seorang cewek suka dengan
boneka sebagai teman tidurnya. Setelah membungkusnya dengan rapi, dengan
penampilan yang menarik, dengan parfum yang enak dicium. Boni melaju ke rumah
gadis berlesung pipi dengan wajah berseri-seri.
Sampai di rumah gadis berlesung pipi. Boni kembali
mengetuk pintu dan berharap tidak diusir secara lembut seperti minggu lalu. Dengan
gembira, Boni mendapat senyuman dari balik pintu. Dialah gadis berlesung pipi
pujaan hati Boni. Dia mempersilahkan Boni untuk masuk. Dia mempersilahkan Boni
duduk sembari ia ke dapur untuk membawakan segelas kurnia di campur es.
Setelah berbincang-bincang mengenai acara
syukuran keluarga, aku memulai topik pembicaraan tentang hubungan selanjutnya. Dia
hanya diam dan tak memberikan kata apa-apa. Tak membiarkan ia terus begini, aku
menyerahkan dua bungkusan sekaligus. Sambil berkata,
“Ini ada sesuatu untukmu, mudah-mudahan suka
ya. Boni harap disimpan jangan dibuang. Dan mudah-mudahan menjadi kenangan
ketika kamu merindukanku,” kata Boni penuh harap.
“Iya terimakasih ya,”jawabnya cuek.
Setelah menyerahkan kado yang berisi boneka
dan coklat. Boni meminta izin untuk pamit. Dalam perjalanan pulang Boni
berharap hubungan ini akan tetap berlanjut. Tiba di rumah, Boni tiduran
sebentar karena kelelahan satu harian mencari boneka yang pas. Tak lama
terlelap dalam mimpi Boni dikejutkan dengan suara ponsel pertanda ada pesan
yang masuk. Boni melompat dan bergegas mengecek siapa gerangan yang mengirimi
pesan.
Setelah membaca pesan singkat tersebut, Boni
terdiam dan tak sanggup berdiri karena lemas. Ia terduduk di atas sofa tepat
disampingnya seperti orang kelimpungan. Akhirnya yang ditakutkan selama ini
terjadi. Ia tak menyangka gadis yang begitu tulus ia sayangi harus pergi
meninggalkannya. Akhirnya, boneka menjadi pertanda perpisahan hubungan cinta
mereka. Walaupun tidak tahu sebab apa yang membuat ia mengambil keputusan ini.
“Terimakasih
untuk boneka dan coklatnya. Maaf kita tidak bisa bersama lagi.”
Boneka Perpisahan #2 End
Reviewed by Bamzsusilo
on
Jumat, April 10, 2015
Rating:
Post a Comment