Harap-Harap Cemas #6
Sore itu Boni pulang lebih
awal. Bukannya tak mau menuruti ajakan Farhan untuk bermain futsal dengan anak
IPS, melainkan Boni sedang tidak enak hati akibat sikap kekasihnya yang cuek
belakangan ini. Tapi tetap saja ia mengharapkan sikap terbuka kekasihnya yang
selama ini hadir menghiasi hari-hari Boni. Akhirnya ia mengalah dan memberinya
waktu untuk berdiam diri. Siapa tahu, besok-besok suasana sudah mencair. Harap
Boni dalam hati.
Padahal setiap hari Kamis Boni
akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya bermain futsal di Papo*.
Akhirnya dikorbankan kebiasaan yang menyehatkan itu. Karena Boni berolahraga
hanya dengan berman futsal. Maklumlah, pagi-pagi tak sempat berolahraga karena
jam 7.15 WIB sudah harus berada di sekolah. Kalau hari libur lebih asik
dihabiskan untuk bangkong*.
Sore itu, ia singgah ke warnet
di simpang sebelum rumahnya. Niat hati hendak melihat isi beranda di FB
sekalian download murattal Musyari Rasyid. Maklumlah, qori’ satu ini penyuka
murattal juga. Di sekolah Boni kerap sekali menjadi pembaca Qur’an jika ada
acara-acara di sekolah. Selain mengasah bacaan dengan mendengar murattal dari
para Qari’ internasional sekaligus menambah pahala pastinya.
Selama proses download mp3
murattal, Boni iseng melihat profil fb kekasihnya. Namun ia sangat terkejut
ketika melihat kekasihnya membuat kiriman “Sepertinya
cukup sampai disini” Boni terkejut bukan kepalang. Apakah ini pertanda
bahawa hubungan silaturahmi mereka akan terhenti. Boni masih enggan untuk
memverifikasi langsung kepada kekasihnya perihal status fb tersebut.
Pulang dari warnet, ia lemas
dan tak selera makan. Boni masih saja bermalas-malasan akibat status tersebut. Bahkan
ia sampai tak ke mesjid untuk melaksankan sahat maghrib berjama’ah yang
merupakan kebiasaannya sejak SD. Ia masih menunggu kabar dari kekasihnya. Namun,
tak ada satupun pesan yang masuk ke layar handhphone nokia 3315-nya. Jam sudah
menunjukkan angka 21.49 WIB.
Boni masih saja memegang Handphone usangnya. Berharap ada pesan
yang dikirim dari seberang sana. Tak sabar menunggu ia akhirnya mengirim pesan
singkat kepada kekasihnya.
B:
Lagi apa dek?
K:Nomor
ini meminta anda untuk menghubungi (call me)
Dalam hati Boni berpikir,
mengapa kekasihnya hanya membalas dengan cm*. Dengan penuh penasaran akhirnya
Boni menghubungi. Sempat berdebar-debar menunggu diangkat, Boni berpikir
kalimat apa yang hendak diucapkan nantinya. Paggilan pertama tidak diangkat. Grrrrr.
Buat makin buat penasaran ni gadis. Panggilan kedua diangkat dengan sangat
cepat.
K: “Halo, Assalamualaikum”
B:
“Wa’alaikumussalam”
Boni menunggu kekasihnya
berbicara lebih dulu.
K:
Abang apa kabar, dari tadi kok gak ada kasih kabar?
Mendengar kalimat itu, Boni
tersenyum gembira dan mejawab pertanyaan kekasihnya.
B:
Iya, tadi abang ragu mau kabari. Takut adek masih ngambek
K:
Iya, adek gak ada pulsa, makanya gak ada kabari. Adek gak ngambek kok bang. Cuma
negembek aja sama abang.
B:
Alamak, apalagi itu ngembek?
K:
Itu loh bang, kayak kambing kehilangan ibunya.
B:
Owalah, (^,-)
Kemudian Boni menanyakan
mengapa kekasihnya itu membuat status seperti tadi. Ternyata jawabannya adalah
cukup sampai disini untuk tidak komunikasi dengan Boni. Tapi ya itu, handphone
hanya bisa dipakai untuk fb’an karena gak ada pulsa. Itupun karena ada paket
bonusnya. Padahal pengen sekali mengabari.
Sekian.
*Papo nama sebuah Jalan.
*Bangkong adalah bangunnya telat, malas-malasan.
Harap-Harap Cemas #6
Reviewed by Bamzsusilo
on
Selasa, April 28, 2015
Rating:
Post a Comment