Nikah Muda bag. 1 #3
Boni sejak SD memiliki seorang
teman bernama Farhan. Perjumpaan mereka dimulai sejak Farhan pindah rumah dari
luar kota ke kampung Boni. Akhirnya sekolah Boni yang menjadi tujuan Farhan.
Saat itu kelas V SD. Setelah perkenalan di depan kelas, Farhan duduk di
sebelahku. Mereka berkenalan dan berbicara mengenai pengalaman masing-masing.
Ternyata mereka tinggal berdekatan, bahkan dia akan menetap di kampung Boni
berhubung rumahnya juga dibangun.
Sejak Farhan tinggal di dekat
rumah Boni, mereka menjadi sahabat karib. Pergi sekolah bareng hingga kelas VI
SD. Setelah tamat SD mereka berpisah sekolah. Boni melanjutkan ke MTs Swasta
sedangkan Farhan melanjutkan ke SMP. Maka, jadwal perjumpaan hanya waktu
sepulang dari sekolah saja. Bahkan mereka sering tidak berjumpa karena
masing-masing memiliki tugas sekolah yang membuat tak bisa keluar rumah.
Namun, setelah tamat SMP mereka
dipersatukan kembali di SMA yang sama. Namun, Boni berada di kelas unggulan,
sementara Farhan di kelas biasa. Mungkin karena Boni memang pintar sejak SD
kali ya. Makanya dia biasa masuk ke dalam kumpulan siswa-siswi SMA yang punya
otak encer. Padahal penerimaan siswa baru ada sekitar 7 kelas. Makan otak lembu
kali tu si Boni. Hehe. Namun, status sosial di sekolah tak membuat mereka
berjauhan, bahkan sesekali Boni bertandang ke kelas Farhan untuk
bersosialisasi. Hah, yang ini patut dicontoh, gak sombong kan..
Karena sudah satu sekolah,
mereka bisa pergi bareng ke sekolah. Terkadang Farhan yang mejemput Boni,
begitu sebaliknya. Kebetulan, mereka diamanahkan sebuah motor oleh orangtua
masing-masing. Jadi bisa gantian. Sesekali mereka berangkat bareng dengan kawan-kawan
yang rumahnya berdekatan. Terkadang juga mereka sengaja menunggu teman-teman
cewek di depan rumahnya. Manatau mereka tidak menolak saat diberi tumpangan
oleh Boni dan Farhan. Kan asik, dibilang gak jomblo oleh kawan-kawan di sekolah
ketika memasuki gerbang. Hehehe.
Namun yang menjadi polemik
ketika di akhir masa-masa SMA ketika Boni sudah memiliki tambatan hati,
sedangkan Farhan masih jomblo. Saat sepulang dari les sore persiapan menjelang
UN, Boni selalu mengantar pujaan hatinya pulang ke rumah. Kareanya itu, farhan
harus menunggu Boni kembali ke sekolah barulah mereka pulang bersama ke rumah
masing-masing. Pernah suatu hari Farhan berkata dengan serius kepada Boni,
“Bon, bsok-besok aku pulang duluan aja ya?” tanya Farhan.
“Kau gak mau nunggu aku lagi
ya,” balik tanya Boni.
“masak tiap hari aku nungguin
kelen pacaran,” tegas Farhan.
“Ywdlah kalau kau mau pulang
duluan, dasar jomblo,”timpal Boni.
Sejak saat itu, mereka jadi
jarang bertemu. Bahkan kebiasan pergi bareng ke sekolah sudah bisa dihitung.
Boni sibuk dengan kekasihnya. Farhan mencoba menyendiri dan merasa sakit hati
dikatai jomblo. Akhirnya, suatu malam, Boni mengajak Farhan keluar untuk
keliling kota. Namun, ajakan Boni ditolak mentah-mentah.
“Pergi saja kau Bon dengan
kekasihmu. Aku lagi menikmati kejombloanku,” jawab Farhan.
Mendengar kata itu, Boni
bingung. Antara meninggalkan Farhan sendiri atau mencoba membujuknya. Akhirnya Boni
berpikir. Okelah, dia dapat ide. Sambil berkata,
“janganlah begitu sob, yok kita
maen PS di kampung sebelah.” Tanya Boi peuh harap.
“Aku gak mau, kau saja maen PS
dengan kekasihmu,” jawab Farhan pelan.
“Kau masih kalah skor loh
minggu lalu, masak mau dibiarin aja kekalahannya, jangan pengecutlah” bujuk
Boni.
“Apa pulak pengecut. Ayok bah.”
Jawab Farhan tegas.
Mereka berangkat menuju kampung
sebelah untuk bermain PS (Play Station). Biasanya mereka main PES 2010 yang
sedang hits. Yah, begitulah persahabatan meraka. Setiap pertengkaran pasti obatnya maen PES. Karena pertarungan
sesungguhnya bagi mereka adalah di depan layar. Bukannya di kehidupan nyata yang
dihabiskan dengan ejekan jomblo.
Seberapapun sakitnya ejekan
Boni kepada Farhan tentang kejombloan yang dihinggapinya, tak menyurutkan
keinginan untuk bermain PS. Begitulah adanya, selalu diselesaikan dengan
pertandingan sepakbola. Hingga tawaan dan candaan yang disertai dalam permainan
PS melupakan pertengkaran yang telah terjadi sebelumnya.
Namun, yang selalu diingat
Farhan ketika itu hanyalah ejekan yang berisi, “DASAR JOMBLO: yang pernah Boni
layangkan kepada Farhan. Hingga akhirnya kata-kata itu ynag menjadi bukti,
siapa yang pantas menerima akibatnya. Tunggu edisi selanjutnya ya. Mengapa Boni
menerima akibat dari ejekannya terhadap Farhan.
Bersambung,,,,,,
Nikah Muda bag. 1 #3
Reviewed by Bamzsusilo
on
Minggu, April 12, 2015
Rating:
Post a Comment