Ramadhan Tiba, Tingkah Laku Kudu Dijaga
Tak lama lagi umat muslin
sedunia akan menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Baik itu muda dan tua,
kaya dan miskin, pintar dan kurang pintar, asal berlabel Islam akan sangat
gembira menyambut datangnya bulan ramadhan. Mengapa begitu, bulan yang hanya
setiap setahun kita jumpai 29 atau 30 hari ini banyak memberikan dampak positif
bagi kehidupan umat Muslim itu sendiri. Bahkan dampaknya positifnya dapat
berpengaruh di 11 bulan berikutnya. Amazing kan sob.
Emang apaan dampak positifnya
sob? Salah satunya adalah penjagaan sikap dan tingkah laku. Di bulan ramadhan disiplin
tingkah laku adalah harga mati. Coba bayangkan ketika berpuasa, kita tetap
menceritakan aib orang lain, mengumpat teman-teman kita, menghabiskan waktu
dengan aktivitas yang sia-sia. Semua aktivitas tersebut dapat kita minimalisir
jika melihat begitu luar biasanya setiap detik yang terkandung di dalam bulan
suci ramadhan.
Karena setiap amal kebaikan
yang kita lakukan di bulan suci ramadhan dilipatgandakan oleh Allah Ta’ala.
Contohnya kita membaca al-Qur’an setiap selesai shalat 5 waktu. Hitung saja ada
berapa huruf yang dibaca dari ayat atau surah tersebut. Segitulah jumlah pahala
yang kita terima. Subhanallah kan sob. Makanya, sebelum ramadhan tiba, latihan
dari sekarang. Biar kagak canggung nantinya.
Pasti dari kita banyak
melaksanakan amalan sunnah di bulan suci ramadhan. Kita biasanya setiap shalat
selalu membaca al-Qur’an, pergi ke mesjid untuk shalat berjama’ah, shalat tarawih
dan witir, zikirnya diperbanyak, qiyamul lail diperlama. Namun, banyak sekali
dari kita yang tidak meneruskan amalan tersebut di sebelas (11) bulan
berikutnya. Bisa dibilang ibadah musiman. Maunya ya jangan begitu. Kalau bisa
sepeninggal bulan ramadhan, ibadah kita kudu meningkat. Ya kan?
Menjadi
Pribadi Sabar
Bulan ramadhan akan
menciptakan pribadi yang sabar. Buktinya, kita gak pernah berbuka puasa sebelum
masuk waktunya. Kita juga dengan senang hati melaksanakan ibadah yang banyak
tanpa mengeluh. Apalagi ketika shalat tarawih dengan imam yang membawakan
surah-surah lumayan panjang, toh kita tetap sabar. Kita lihat seorang ibu yang
memasak makanan untuk sahur dan berbuka, ia sabar tidak makan duluan dan
menunggu suami dan anak-anaknya untuk makan bersama.
Kita senantiasa bersabar untuk
meksanakan rangkaian aktivitas yang dijalani di bulan suci ramadhan. Hal ini
berdampak baik bagi sikap kita kepada sesama. Kita jadi gak gampang marah
ketika ada yang menjahili. Karena kesabara tadi kuncinya.
Peduli
Sesama
Selain itu, di bulan suci
ramadhan kita dituntut untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Masih
banyak orang-orang di sekeliling kita yang membutuhkan uluran tangan. Contoh
dekatnya saja kita dapat memberi makan para pengemis ataupun para jompo yang
sudah tidak sanggup untuk mencari nafkah lagi. Bisa juga mendonasikan kepada
rumah yatim yang ada disekitar tepat tinggal kita. Karena, nikmat untuk
mendapatkan kesejahteraan itu milik kita semua loh. Masak sanggup liat orang
lain kesusahan kita sendiri hidup penuh dengan bergelimpangan harta. Mari
berbagi dong.
Membangun kepedulian inilah
yang harusnya menjadi tradisi bagi umat muslim. Tidak hanya di bulan ramadhan
saja kepedulian tersebut timbul. Melainkan di bulan-bulan lainnya juga harus
lebih dijaga. Karena, meghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang tinggi akan
sangat mudah untuk kita lakukan, namun yang sulit adalah menjaga agar nilai
tersebut akan tetap tinggi di bulan-bulan berikutnya yang terkadang sangat
sulit.
Momen
Pengabdian
Bulan suci ramadhan sebenarnya
mengajak kita untuk belajar memaknai hidup. Bahwa hidup ini tidak seenaknya
saja milik pribadi. Namun hidup ini milik Allah. Bayangkan saja jika umur kita
dicabut sebelum datangnya bulan ramadhan?? Mau bilang apa kita coba! Oleh
karena itu, bulan suci ramadhan diperuntukkan kepada umat muslim dalam rangka
pengabdian seorang hamba kepada tuhannya. Karena selama ini telah banyak
menggunakan fasilitas tuhan secara free.
Jadi, untuk menebus segala
nikmat yang tercurah kepada kita semua, momen ramadhan dirasa sangat tepat
untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Walaupun tidak sebanding, harapannya dapat
memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sehingga bulan suci
ramadhan menjadi pembelajaran nyata di kehidupan.
Uraian di atas bukan maksud
menggurui ataupun menceramahi. Bahkan penulis sendiri belum bisa mengendalikan
tingkah laku yang positif di bulan ramadhan. Oleh sebab itu mari sama-sama kita
jaga tingkah laku kita agar datangnya bulan ramadhan semakin menambah ketaqwaan
kita kepada sang khalik sesuai dengan Qur’an Surah Al-Baqarah:183.
*Penulis
adalah Alumni Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (FGMI) UIN Sumatera Utara dan
General Manager di www.semangattarbiyah.com
Ramadhan Tiba, Tingkah Laku Kudu Dijaga
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, Juni 17, 2015
Rating:
Post a Comment