Beruntung karena Jujur #8 Serial Boni
Boni dan rekannya tak luput dari kemacetan
tersebut. Dengan mengendarai sepeda motor rekannya, Boni sebagai supirnya. Jam
sudah menunjukkan pukul 7.25 WIB. Itu menandakan bel sekolah akan berbunyi 5
menit lagi. Memang jarak sekolah sudah dekat, namun kalau bertahan dengan
kemacetan bakalan telat. Akhirnya Boni memiliki ide, ide memutar balik sepeda
motornya untuk melewati jalan potong yang sebenarnya cukup jauh. Namun, tak
dianggap sebagai sebuah jalan. Karena melewati rumah-rumah warga. Tak ada jalan
lain pikir Boni.
Dengan kelihaian Boni mengendarai sepeda
motor beserta teriakan siempu rumah yang halamannya mereka lewati, akhirnya
tibalah mereka di depan gerbang yang sudah terkuci rapat. Sial. Padahal jam
masih tepat pukul 7.30 WIB. Tapi mengapa sudah terkuci rapat. Dari luar gerbang
mereka melihat teman-temannya sudah berbaris untuk melaksanakan upacara
bendera. Dengan rasa menyesal mereka hanya memandangi ke arah pelataran sambi
memikirkan hukuman mengutip sampah di setiap sudut sekolah yang sangat luas
ini. Oh tidak.
Tak terasa waktu 45 menit sudah berlalu. Pelaksanaan
upacara bendera sudah selesai. Kini giliran mereka yang telat untuk diproses
oleh petugas piket yang berisi guru-guru kejam. Hanya ada Boni dan rekannya
saja yang telat. Ini fenomena langka yang jarang terjadi. Seorang Boni yang
dikenal pintar di kelas dan memiiki suara merdu ketika melantunkan ayat suci
al-Qur’an harus menerima pil pahit untuk dihukum oleh guru piket.
Dengan nada penyesalan Boni menjawab pertanyaan
guru piket kenapa bisa telat,
“Saya dan teman saya terkena macet di simpang
Latsitarda tadi Pak,” jawab Boni
“Bapak tadi pun lewat situ juga, tapi kok
tidak telat,” sambung Pak Piket.
“Iya Pak, tadi berangkat dari rumah agak
lama. Maaf pak lain kali tidak saya ulangi saya akan berangkat lebh awal lagi. Saya
janji.” Jawab Boni dengan penuh rasa penyesalan.
Mendengar pengakuan dari hati sanubari
tersebut, akhirnya Pak Guru piket hatinya luntur dan malah tak memberikan
hukuman apa-apa kepada Boni dan temannya. Padahal sudah membayangkan, antara mengutip
sampah di setiap sudut sekolah atau membersihkan WC. Ya salam.
Dengan gembira Boni dan temannya masuk kelas.
Huft. Hari ini terlalu beruntung buat Boni. Telat ke sekolah tanpa harus
mencicipi hukuman seperti biasa. Ini berkat kejujuran yang terucap dari mulut
Boni sehingga muncullah kemurahan hati dari sang guru. Semoga tidak telat lagi
ya Bon...:)
Beruntung karena Jujur #8 Serial Boni
Reviewed by Bamzsusilo
on
Selasa, Agustus 04, 2015
Rating:
Post a Comment