Boni Sang "EL FENOMENON" #10 Kisah Boni
Hujan masih saja betah untuk
turun. Tak mungkin Boni melaju saja menempuh perjalanan ke sekolah dengan hujan
sederas ini. Memang ada mantel hujan. Namun, mantel hanya melindungi bagian
atas hingga lutut saja. Sedangkan bagian lutut ke bawah tetap bakal terkena
hujan. Tampaknya Boni akan telat datang
ke sekolah. Keadaan yang sangat ditakutkan oleh seorang siswa idaman di
sekolahnya. Selain menjadi teladan karena kepintarannya di kelas, akhlakul
karimah yang ada pada diri Boni kerap menjadikannya panutan hingga seantero
sekolah.
Sehingga telat datang ke
sekolah adalah pilihan yang sangat sulit dan hampir tak pernah dialami oleh
seorang Boni. Boni sempat berpikir untuk menempuh terjangan hujan yang deras
tersebut. Berharap hujan segera reda. Namun lagi-lagi harapan ini pupus melihat
keadaan di luar rumah yang sudah menggenangi halaman setinggi tumit. Banjir.
Keadaan ini semakin memperparah. Bahkan boleh jadi sama sekali tak ke sekolah
hari ini. Karena jika hujan sangat deras dengan waktu yang cukup lama, kondisi
jalan akan tertutupi dengan genangan air hingga di bawah lutut pada titik jalan
tertentu.
Dengan perasaan menyesal, Boni
telah menyerah untuk dapat menghadiri kegiatan belajar pada hari ini. Padahal
ia akan maju presentase kelompok makalah yang kebetulan diketuainya. Bahkan
kurang beruntungnya, makalahnya Boni yang pegang. Bayangkan saja bagaimana
rekan sekelompoknya yang lain bakal kebingungan menghadapi situasi seperti ini.
Boni sempat ditelepon oleh temannya dari kelas,
“Bon, dimana kau?”
“Aku masih di rumah ni, belum
bisa gerak ke sekolah dan mungkin bakalan absen.”
“Owalah, jadi gimana presentase
kita?”
“Hem, gimana ya? Ada solusi?”
“Aku gak tau, pokoknya kau
harus datang.”
“Ya ampun, kalau bisa datang
udah gerak dari tadi pun, ini karena masih hujan deras dan jalanan juga
tergenang air.”
“Jadi gimana? Aku gak mau
kehilangan nilai tugas di semester ini?”
“Okelah, kau buka email, biar
kukirimkan file slide dan makalahnya dalam bentuk softcopy. Bilang aja sama Buk
Nefa makalahnya sudah siap namun sama Boni dan dia tidak bisa hadir hari ini.”
“Ok. Gitu pun jadi.”
Setelah file makalah dan slide presentase terkirim, bu
Guru pun tiba di kelas. Bu guru mempersilahkan kelompok penyaji untuk maju ke
depan kelas menyampaikan bahasan materi kelompok mereka. Setelah suasana sudah
rapi dan penyaji duduk berbaris memanjang dan berhadapan dengan rekan kelas
yang sedang menyaksikan. Tiba-tiba Riko menyampaikan bahwa ketua kelopok tidak
dapat hadir dan hasil makalah print-annya belum dapat diberi ke ibu. Sehingga
softcopynya saja yang ada. Dengan penuh perhatian Bu Guru membolehkan setelah
diberikan penjelasan dari Riko.
Akhirnya presentase dimulai.
Maisng-masing penyaji menyampaikan persubbab dari bahasan yang ada. Sampailah
pada sesi diskusi. Ada 5 orang yang bertanya mengenai makalah yang kelompok
sajikan.
Akhirnya setelah bekerja keras
terjawablah 3 pertanyaan dengan saangat baik. Sedangkan dua pertanyaan lagi
benar-benar buntu dan tak bisa dijawab oleh penyaji. Dengan iseng Riko bertanya
keada Bu Guru untuk mempersilahkan Boni menjawab melalui Skype dari rumah.
Dengan senang hati bu Guru membolehkan.
Boni yang di awal telah sirna
untuk menampilkan kecerdasannya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
diskusi makalah akhirnya terjawab. Dia mendapat telepon melalui skype dari Riko
dan langsung membacakan pertanyaan yang belum terjawab. Boni bingung karena
heran dengan pembelajaran seperti ini. Yang mash langka dan jarnag terjadi.
Namun, tanpa pikir panjang ia
langsung menjawab dua pertanyaan sekaligus di hadapan bu Guru dan rekan sekelas
melalui skype dengan bantuan monitor LCD Proyektor. Dengan semangat Boni
menjawab dengan sangat baik dua pertanyaan yang tidak terjawab oleh rekan-rekan
di kelompoknya.
Sesaat kelas bergemuruh
mendapatkan jawaban dari Boni yang memang sangat dinantikan. Karena tau Boni
tidak hadir, maka rekan-rekan sekelompokya tadi diawal sempat sedih dan tak
bersemangat. Sehingga tanpa ampun, mereka mendapat nilai 92 dalam penyajian
makalah pada mata pelajaran Biologi kali ini.
Baiklah, Boni memang selalu
menjadi pemecahkebuntuan dalam setiap masalah yang menerpa rekan-rekannya di
sekolah. Tak jarang ide dan aksinya menjadi pembeda di dalam kelas. Sehingga
tak berlebihan rekan-rekannya menyebut dengan sebutan El Fenomenon yang artinya
Sang Fenomenal. Semoga selalu begitu Boni.
Boni Sang "EL FENOMENON" #10 Kisah Boni
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, September 23, 2015
Rating:
Post a Comment