Menjaga Cinta Di Sayup Rindu
foto: google |
Beberapa hari ini aku dirundung
asmara. Ntah bagaimana aku memulainya. Tiba-tiba saja perasaan mengalir ketika
mendengar namanya. Apalagi saat berkomunikasi dengannya. Jangan ditanyak lagi
ketika berjumpa. Karena hati takkan bisa menyembunyikan gejolak di dalam jiwa. Apalagi
tindakan yang tak dapat disembunyikan ketika bersama. Semua mudah ditebak. Kemana
arah hati akan dibawa.
Waktu terus berganti, keadaan
semakin sulit untuk diungkapkan. Hanya saja aku tak ingin kelewatan menafsirkan
suasana yang menjelma. Karena bakal merusak keindahan nyata yang hinggap dan
menyertai. Karena wajar saja, rasa suka, kagum, cinta dan sayang hanyalah
titipan nikmat yang suatu saat bisa hilang. Karena, nikmat tersebut mutlak
milik-Nya kita sebagai perantara hanya bisa berdoa seraya berusaha.
Aku sudah lama mengenalnya. Bahkan
sekitar setahun yang lalu. Hanya saja setahun perkenalan kami hanya memberikan
kesan biasa-biasa saja. Mungkin pada saat itu Tuhan enggan menurunkan
karunia-Nya. Hanya saja, mengapa perasaan itu mencul ketika hati sedang gundah
gulana mungkin ini jawaban atas doa yang kerap aku haturkan.
Aku tak mau berlebihan
mengenalnya. Kau juga mengharapkan hal demikian. Biar saja waktu dan keadaan
yang menjawab. Apakah memang ini takdir yang telah digariskan. Atau hanya
nikmat kasih sayang yang hanya sesaat diberikan. Untuk itu, kukatakan padamu
untuk tetap waspada. Jangan terlalu berharap pada manusia. Namun berharaplah
pada luasnya cinta dan kasih sayang sang maha pencipta manusia. Karena Ia lah
yang menenteramkan jiwa melalui makhluk ciptaan-Nya.
Kau wanita yang luar biasa. Di usiamu
yang masih cukup muda sudah punya komitmen yang kuat untuk menjaga diri. Aku sempat
kagum, salut bahkan iri. Kau mengajarkan padaku makna cinta yang jauh lebih
sempurna. Mencintai dengan doa. Karena sebaik-baik usaha adalah doa yang tulus
dan ikhlas karena Allah semata.
Saat ini aku hanya berusaha
menjaga cinta yang telah lahir. Tentunya sangat sulit menjaganya. Namun ketika
melihatmu, kau akan selalu mengingatkan betapa indahnya cinta yang dibalut
dengan kesucian hati dan kejernihan jiwa. Semua kan baik-baik saja pada
waktunya. Indah.
Saat ini aku hanya menanti di
balik jeruji kerinduan. Karena aku takkan sanggup menahan gejolak yang semakin
kencang menghujam perasaan. Makanya, antisipasi sejak dini sangat diperlukan. Tentunya
dengan keimanan yang selalu ditingkatkan. Oh, manisnya hidup ini. Segala cinta
dan kasih sayang selalu dilimpahkan. Tinggal bagaimana kita menerimanya dengan
ikhlas.
Biarlah waktu dan takdir yang
menjadi jawaban dari kelanjutan misteri masa depan di antara kita. Aku menyadari,
sekuat apapun berusaha, jika memang Allah tak mengizinkan semuanya akan
sia-sia. Oleh karenanya, persiapkan iman yang tebal untuk menambal kelalaian
yang kerap mengintai. Agar tak menyesal kemudian.
Saat ini fokus saja dengan
harapan terbesar dalam hidup. Menuntut ilmu dan membahagiakan orangtua. Karena tak
ada yang lebih sempurna dari sesuatu apapun itu kecuali mendapat ridho dari
mereka.
Kemudian, percayakan dan serahkan
segala ketentuan yang sudah ditakdirkan hanya kepada-Nya. Karena itu lebih
terjaga keawetannya. Dan takkkan pernah menyesal jika bermohon petunjuk
dari-Nya. Pasti Dia akan selalu mengarahkan mana jalan terbaik yang harus
dilalui.
Berikanku dan kau cinta yang telah
dititipkan oleh-Nya, bukan cinta yang pernah ditanam pada seseorang.
Menjaga Cinta Di Sayup Rindu
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, Desember 30, 2015
Rating:
Post a Comment