Pergaulan Bebas Rusak Generasi Muda
Terbit di Harian Analisa Sabtu, 16 Januari 2016
PERGAULAN bebas yang terjadi di kalangan pelajar termasuk bentuk penyimpangan.
Selain itu tindakan ini disebut antisosial dan termasuk bagian dari
kejahatan. Di usia remaja yang masih sangat muda, pelajar tidak sungkan
untuk melakukan tindakan pergaulan bebas. Selain melanggar norma agama
dan sosial, pelajar juga terkena sanksi moral di lingkungan
masyarakatnya.
Sesuai data di BKKBN Sumut, Anthony S.Sos mengatakan jumlah usia
16-21 di Medan sebanyak 7.537 jiwa. Dari hasil riset menyebutkan bahwa
52 persen remaja di Kota Medan sudah melakukan seks pranikah. Ada
sekitar 3.919 remaja di Kota Medan yang melakukan seks bebas, sebagai
mana dilansir salah satu media pada 29 Mei 2012.
Hal ini menunjukkan bahwa berkembangnya pergaulan bebas di kalangan
pelajar yang notabene adalah para remaja sudah dikategorikan berbahaya.
Jika terus dibiarkan tanpa adanya pencegahan bisa merusak generasi muda
ke depannya. Harus ada upaya pencegahan yang berkelanjutan dari pihak
keluarga maupun pemerintah.
Faktor Pemicu
Banyak faktor yang memengaruhi pelajar melakukan pergaulan bebas.
Kebanyakan dari mereka melakukan seks bebas di dalam rumah sendiri.
Tindakan menyimpang ini biasanya didasari oleh tontonan yang
memperagakan aktivitas yang bisa memancing pelajar untuk melakukan
pergaulan bebas. Salah satunya adalah tontonan film dewasa (bokep).
Tontotan pelajar sangat berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan.
Pelajar yang sering mengonsumsi film-film yang berisi adegan panas akan
memicu hasrat dan keinginannya yang masih tidak stabil. Sehingga
terkadang pelajar terpancing untuk melakukan tindakan pergaulan bebas
dengan pasangan atau pacarnya. Biasanya atas keinginan suka sama suka.
Pada saat orangtua sedang tidak berada di rumah atau bekerja, momen
ini dimanfaatkan beberapa pelajar untuk mengajak teman kencannya ke
rumah kosong. Awalnya hanya menonton adegan-adegan vulgar yang
diperagakan oleh film, lama kelamaan pasangan ini mulai mencontohkan
adegan yang ada. Dan akhirnya ketagihan dan kerap melakukannya lagi di
lain kesempatan.
Kemudian lingkungan menjadi faktor yang tidak dapat dipungkiri atas
terjadinya pergaulan bebas bagi para pelajar. Terutama lingkungan
keluarga dan lingkungan pergaulan. Keluarga yang menjadi pendidikan awal
bagi pelajar belakangan tidak lagi mendapat perhatian bagi orangtua.
Para orangtua lebih memilih menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Kebanyakan orangtua memercayakan anak-anak mereka diawasi oleh
penjaga/pembantu di rumah.
Sangat wajar memang jika sang anak mengalami krisis perhatian dan
kasih sayang dari orangtua. Sedikit banyaknya akan berpengaruh kepada
tindakan si anak tadi. Anak miskin teladan dari orangtuanya. Sehingga
dalam tindakannya tidak menghiraukan lagi apa yang dilarang oleh
orangtuanya. Karena cerminan orangtuanya tak lagi memberikan kesan baik
kepada anak-anaknya.
Kemudian lingkungan pergaulan sehari-hari pelajar yang kurang
mendapatkan pengawasan dari orangtua. Kesempatan ini memberi peluang
para pelajar mengekspresikan hasrat dan keinginan yang masih labil.
Bahkan anak cenderung bertingkah baik ketika di rumah, namun ketika di
luar rumah seakan-akan baru bebas dari penjara dan tanpa aturan.
Pencegahan
Pencegahan yang harus dilakukan adalah dari pendidikan di keluarga.
Orangtua sebagai pemegang kekuasaan penuh di dalam keluarga harus lebih
memberikan perhatian khusus terhadap tindakan anak-anak mereka ketika di
rumah maupun di lingkungan bersosialisasi.
Orangtua juga harus memberikan teladan yang baik kepada anak-anaknya.
Orangtua tidak hanya mementingkan pekerjaannya di luar saja. Misalnya
bagi seorang perempuan yang sudah mempunyai anak, dia harus membagi
waktu antara berkarir dan menjaga anak-anaknya. Sehingga anak akan
merasa diperhatikan dan akan menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya
adalah salah ketika mencoba untuk melakukan tindakan pergaulan bebas.
Kemudian pendidikan agama harus diperkuat dengan menanamkan dampak
negatif pergaulan bebas. Tidak hanya agama yang melarangnya, norma
masyarakat juga mengutuk keras tindakan negatif ini. Pelajar mesti
dibekali dengan fondasi beragama yang mumpuni. Sehingga tak mudah
tergiur dan tergerus dengan perkembangan negatif yang melanda di
lingkungan aktivitasnya.
Pemerintah melalui Dinas terkait harus gencar merazia lokasi-lokasi
rawan yang kerap dijadikan pelajar untuk melakukan tindakan pergaulan
bebas. Sepertinya, kos-kosan dan warnet-warnet. Sehingga ketika
dilaksanakan sidak, pelaku akan merasa kapok dan malu. Sehingga tidak
akan mengulangi perbuatannya.
Pergaulan Bebas Rusak Generasi Muda
Reviewed by Bamzsusilo
on
Minggu, Januari 24, 2016
Rating:
Post a Comment