Tentang Jamu Di Hari Rabu
foto:google |
Sarapan tadi pagi ada yang
spesial. Bunda Lili sudah paham dengan menu sarapan yang aku pesan setiap
sarapan di sana. Yah, lontong sayur tanpa telur. Menu ini sangat cocok buatku
yang berusaha mengecilkan perut yang mulai membuncit. Kira-kira seperti ibu
hamil 3 bulanlah.
Tak selang beberapa menit, aku
memang tipe orang yang dengan cepat melahap makanan. Apalagi saat terjangkit
kelaparan amat sangat. Sebelum cus dari warung Bunda Lili aku teringat dengan
Bukdeku di kampung yang berjualan jamu. Aku berniat membelinya dan langsung
menuju gerobak motor Ibu penjual jamu.
Aku bertanya,” Buk, ada jamu
pegal-pegal,” tanyaku.
“Pegal linu ada ni Nak, pakai
telur bebek juga,” jawab Ibu itu.
“Iya itu satu Buk, tapi tidak
pahit ya buk? Karena hidup saya belakangan ini pahit buk,”
“Iya ntar dikasih gula, jadi gak
pahit.”
Sial, kau dikacangin boy. Niatnya
curhat sama ibu ini, tapi taka da respon. Akhirnya aku mengalihkan pembicaraan.
Aku bertanya rute jualannya. Sambil menjelaskan ia dengan telaten menghidangkan
segelas jamu yang berisi telur bebek plus ramuan obat pegal linu.
Biasanya aku meminum jamu yang
dibuat Bukde hanya satu tegukan. Namun kali ini hingga dua tegukan. Aku
merasakan eneq yang mendalam merasakan kuning telur kental yang telah menyatu
dengan jamu mengalir di kerongkonganku. Aku memejamkan mata ketika menenggak pada
tegukan kedua.
Setelah habis, ibu penjual jamu
mengetahui raut wajahku dan segera menuangkan cairan berwarna coklat yang
katanya air gula merah. Spontan aku menenggak setengah gelas yang diberikan. Setelah
itu aku memberikan uang dan melaju pergi.
Jamu pernah menjadi minuman
idolaku beberapa tahun silam. Maklum, sejak kecil aku memang dibiasakan minum
jamu oleh mamak dan nenek. Alasannya supaya selera makan menjadi bertambah. Beda
hal dengan sekarang. Sedikit-sedikit makan. Hahaha. Gimana perut gak buncit.
Iya, mengapa jamu itu menjadi
idola pada waktu itu. Karena jamu minuman yang sehat. Kandungan jamu yang
berasal dari rempah rempah dapat membuat tubuh menjadi lebih kuat. Itu salah
satu alasan Bangsa Eropa rela berlayar bertahun-tahun ke tanah air untuk
menginvasi daerah yang terkenal dengan rempah-rempahnya.
Mudah-mudahan besok berjumpa
kembali dengan ibu penjual jamu. Karena rasanya maknyus. Pengen nambah lagi
tiap pagi. Itu ceritaku hari ini, mana ceritamu??
Tentang Jamu Di Hari Rabu
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, Maret 02, 2016
Rating:
Post a Comment