Mengembalikan Ekowisata Sungai Deli Yang Mati Suri
Dahulu Sungai Deli salah satu sumber mata air yang sangat
berharga bagi masyarakat Medan. Airnya yang jernih dan bersih dapat dijadikan
kebutuhan sehari-hari untuk mandi, memasak dan menyuci pakaian. Namun kini
lihatlah, jangankan manusia,hewan pun enggan singgah dan menikmati Sungai Deli.
Bahkan belakangan muncul bencana yang menyebabkan kerugian manusia dikarenakan
Sungai Deli. Padahal, akarnya masalahnya manusia.
Baik buruknya kualitas sebuah kota juga dapat dilihat dari
kondisi sungai yang ada di kota tersebut. Jika kondisi sungainya asri, airnya
tidak tercemar, tidak ada sampah mengapung di permukaan, tentulah kualitas kota
tersebut pantas diacungi jempol. Kemudian
warga sekitar masih memanfaatkan sumber air yang mengalir untuk kehidupan
sehari-hari. Ini fenomena langka di kota-kota besar seperti Medan.
Rendahnya penghargaan yang diberikan oleh masyarakat terhadap
sungai akan mengakibatkan sungai mengalami degradasi kualitas juga. Jika
ternyata masih kita lihat masyarakat yang tidak memiliki rasa malu untuk
membuang sampah ke dalam sungai. Sehingga sungai menjadi tercemar dan sampah
yang terapung mengakibatkan pemandangan yang mengganggu mata.
Dikutip dari jurnal http.students.ukdw.ac.id, pada masa
kerajaan Deli, sungai ini menjadi urat nadi perdagangan ke daerah lain. Sebab
Sungai Deli dijadikan jalur transportasi dalam aktivitas perdagangan pada masa
itu. Pada masa kejayaannya Sungai Deli memberikan sumbangsih cukup besar dalam
pengembangan Kota Medan. Berawal dari cikal bakal Kota Medan hanya merupakan
sebuah perkampungan kecil yang bernama “Medan Putri”
Sungai deli merupakan salah satu, dari delapan sungai yang
ada di Kota Medan. Sungai yang memiliki luas areal DAS mencapai 48.162 ha. Ia
merupakan penyumbang sumber air terbesar bagi penduduk kota medan. Hulu sungai
deli terletak di dataran tinggi yang berada di antara Kabupaten Deli Serdang
dan Kabupaten Karo. Luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655 hektar,
atau tinggal 7,59 persen dari 48.162 hektar areal DAS deli,
(http//www.wikipedia.org.)
Sungai Deli Wisata Medan
Membangun komitmen untuk Sungai Deli Yang Lebih Baik. Itu
adalah jargon yang diusung oleh Komunitas Sungai Deli yang biasa dikenal Go
River untuk Inovasi Daerah Medan. Komunitas yang memiliki tujuan mengembalikan citra Sungai Deli menjadi
wisata Medan melalui tindakan nyata ini memberikan kabar baik bagi masyarakat sekitar. Diantaranya rutin melaksanakan kegiatan
positif menyisir sungai untuk membersihkan kondisi sungai yang kotor.
Seorang relawan Go River sedang memotong pohon yang melintangi Sungai Deli agar terlihat indah dan terjaga. Sumber:google |
Dengan perahu karet sumbangan dari pengurus, para relawan
menyusuri sungai mengumpulkan sampah yang mengapung dan dahan pohon yang
melintangi air sungai. Aksi penyelematan ini telah dilakukan Muhammad Azmi selaku
pendiri Go River dan kawan-kawan.
Langkah selanjutnya, Go River akan memberikan pelatihan/workshop
kepada mayarakat dan peserta didik mulai dari pelajar dan mahasiswa yang peduli
dengan Sungai Deli. Tujuannya untuk memberi pemahaman dan komitmen bersama
menjaga dan menyelematkan Sungai Deli agar menjadi ikon wisata Kota Medan. “Setelah
mengikuti dan mendapatkan pemahaman terkait Sungai Deli, peserta akan menjadi
relawan yang akan dilibatkan disetiap program ke depannya,”ungkap Azmi dikutip dari beberapa media lokal Medan (analisadaily.com).
Kegiatan Workshop Peduli Sungai Deli, komitmen bersama untuk menjaga dan melestarikan Sungai Deli untuk menjadi ikon wisata Medan. Sumber:google |
Program penyelamatan lingkungan di sekitar Sungai Deli
berkelanjutan dan bertahap. Setelah peserta mengikuti pelatihan dan menjadi
relawan, maka mereka ditugaskan membentuk program lanjutan dan folllow-up dari
kegiatan sebelumnya. Sehingga program tidak hanya habis sekali tayang namun
tetap dirasakan dan dinikmati oleh para remaja dan pelajar yang memiliki minat
dan semangat dalam menjaga lingkungan dalam aksi nyata.
Bocah Sungai Deli
Selain peduli terhadap lingkungan Sungai Deli, Go River juga melakukan
pendampingan kepada anak-anak yang tinggal di bantaran Sungai Deli. Melalui
program Labosude (laskar bocah sungai
deli), relawan yang tergabung membentuk taman baca dan kelas
motivasi untuk anak-anak tersebut.
Tujuannya agar anak-anak di sekitar Sungai Deli yang kesehariannya hanya
bermain dapat diarahkan untuk memiliki kegiatan yang produktif seperti membaca.
Labosude: laskar bocah Sungai Deli sedang membaca media belajar. Sumber:google |
Anak-anak
yang kurang mendapat perhatian lebih dari orangtuanya karena sibuk bekerja
seharian akan diberikan motivasi oleh relawan Go River. Mereka mendapatkan motivasi
tentang pentingnya menuntut ilmu dan menggapai cita-cita setinggi-tingginya. “Mereka juga
dilatih berbagai keterampilan handcraft seperti membuat hiasan, mainan dan
kerajinan tangan lainnya,”ungkap
Azmi.
Laskar bocah Sungai Deli juga diberi pemahaman mengenai
pemanfaatan media elektronik melalui gadget dan komputer untuk penunjang pembelajaran.
Terutama pembelajaran terkait lingkungan sekitar. Labosude diajak mengenal
lingkungan sekitar dengan bantuan media audio visual yang digunakan para
relawan. Sehingga Labosude lebih bersemangat dan berperan dalam menjaga
kelestarian lingkungan.
Hal ini
dilakukan guna memberikan aktivitas positif dan produktif kepada anak-anak.
Karena jika dibiarkan dan tanpa perhatian, anak-anak akan mudah terjerumus
pergaulan bebas dan tidak sehat seperti penyalahgunaan narkoba. Melihat
maraknya peredaran narkoba di Kota
Medan, membuat kekhawatiran kaum pemuda yang tergabung dalam relawan Labosude untuk
mengentaskan permasalahan sosial ini.
Dua program nyata yang dilakukan komunitas ini merupakan
salah satu aksi kepedulian dalam membangun kualitas hidup masyarakat yang lebih
baik lagi terkhusus di pinggiran Kota Medan, umumnya untuk Indonesia. Khususnya di bidang pemanfaatan dan pelestarian daerah setempat yang
bisa dijadikan ekowisata.
Kemudian membangun kemajuan daerah dengan aksi positif dan
memberikan penyelamatan terhadap anak-anak dan remaja agar tidak terjerumus ke
dalam tindakan negatif. Namun diarahkan untuk lebih produktif dan bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain di kehidupan sehari-hari.
Mengembalikan Ekowisata Sungai Deli Yang Mati Suri
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, Agustus 31, 2016
Rating:
Post a Comment