Apa Yang Kau Cari Sehingga Kau Bekerja Mati-matian?
Bekerja tak hanya melulu tentang uang, melainkan ibadah juga harus kudu diprioritaskan
Sebulan ini aku sudah
melewatkan beberapa panggilan kerja. Diantaranya tawaran menjadi seorang
reporter stasiun televisi lokal. Kalau ini mutlak kesalahanku karena tidak
mengecek email ketika mendapat informasi untuk jadwal wawancara. Akhirnya zonk
dan tidak ada kesempatan kedua untuk dipanggil ulang. Padahal aku berharap
bekerja di perusahaan tersebut karena sesuai dengan minat dan bakat yang ada
dalam diriku.
Add pin bbm jika ingin bersilaturahmi (53656245) |
Kedua, undangan
wawancara dari lembaga jasa penyalur tenaga kerja. Awalnya dihubungi lewat
telepon dan melalui email dengan berbagai pilihan lapangan pekerjaan seperti
pegawai bank, asuransi dan perusahaan lainnya. Namun saya tidak srek dan kurang
yakin, sehingga secara sepihak saya batalkan untuk tidak hadir tes
wawancaranya.
Ketiga, Yayasan
Pendidikan untuk bimbel pelajar yang berlokasi di salah satu plaza di Kota
Medan. Aku dengan tegas menolaknya karena kebetulan sudah mendapatkan pekerjaan
yang sudah kujalani dua minggu. alasan kutolak karena sebidang dengan pekerjaan
yang kugeluti sekarang.
Keempat, aku ditolak
mentah mentah oleh salah satu media online di Kota Medan. Awalnya ekspektasiku
tinggi saat mengikuti tes wawancarayang begitu cair dan hangat suasananya.
Namun saat ditunggu-tunggu tak kunjung dipanggil untuk tahap selanjutnya. Kalau
yang ini aku sempat kesal. Bahkan dengan pemiliknya.
Kelima, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini membuka lowongan bagi pemuda
Indonesia untuk mengisi posisi spesialis muda sebanyak 600 calon karyawan. Aku
antusias mengikutinya. Di hari terakhir pendaftaran online aku menjadi peserta
ke 15 ribuan. Dan dijadwalkan ujian pada pagi hari saat jam kerja. Sehingga aku
harus izin dengan pimpinan di tempat kerjaku untuk mengikuti ujian tulis secara
online.
Namun lagi-lagi karena
memang tidak rezeki, aku gagal tes karena keteledoran yang kulakukan sendiri.
Lebih jelasnya mengenai keteledoran yang kulakukan bisa tanyakan langsung
padaku. Hahaha.
Namun, lagi-lagi aku
masih diberikan kesempatan kedua untuk mengikuti ujian susulan dari pihak
panitia seleksi KPK. Aku antusias, sempat semangat kembali untuk mengikuti
ujian susulan. Dasar emang gak rezeki, aku malah ketiduran saat jam ujian
berlangsung. Parahnya, baru ingat ketika esok harinya. Yasssalam. Bembeng.
Keenam, aku dihubungi
untuk mengikuti wawancara di perusahaan retail smartphone. Namun lagi-lagi aku
menolaknya karena bakal menyita fulltime. Lagian aku sudah bekerja selama 3
minggu di tempat kerjaku saat ini.
Masih ada beberapa
pekerjaan lagi yang saat ini belum ku-accept. Karena bekerja bukan semata tentang
uang, melainkan ibadah juga harus dipertimbangkan. Jangan gara-gara pekerjaan
yang tak seberapa, ibadah kepada yang pemberi rezeki sampai terlupakan.
Akhirnya aku hanya
konsen di tiga jenis pekerjaan saat ini. Sebagai Marketing, Wartawan dan
Pendidik. Aku rasa ketiga pekerjaan ini saling berkaitan satu sama lain. Namun saat
ini aku belum menemukan ritme yang tepat dan stabil untuk melakoninya.
Akhirnya tahap ujian
mental pertama sudah hampir berlalu. Tinggal menanti ujian mental berikutnya
yang tak tahu gimana kadarnya. Namun
saat ini yang pasti jangan mundur untuk meraih mimpi. Ntah di belahan
bumi bagian mana mimpi itu teraih. Namun langkah awal sudah akan terpijak sejak
kita mulai membuka mata melihat cahaya mentari di pagi hari.
Semangat Mbeng.
Sengaja emang judul dan isi kagak nyambung. Biar greget.
Apa Yang Kau Cari Sehingga Kau Bekerja Mati-matian?
Reviewed by Bamzsusilo
on
Kamis, November 03, 2016
Rating:
Post a Comment