Puisi Semu Dari Hati Yang Berdebu
Ketika ada rindu datang menyerbu,
ada satu pintaku untukmu. Doakan aku agar tetap memeluk asamu dari relung
kalbu. Puisi klise yang pernah terucap dari bibirku tak semena-mena
mengisyarakatkan isi hati sesungguhnya. Setiap bait puisi yang berbaris indah
di setiap balutan kegundahan hati hanyalah perantara betapa besarnya harapku
untuk hidup bersamamu. Namun kutegaskan sekali lagi, itu hanyalah kamuflase
ketersediaan slot hati yang terkadang kelaparan menginginkan belaian kasih
sayang dari seorang wanita, misalkan ibu.
Jangan berputus harap, cinta datang pada waktu yang
tepat. Jika kamu yakin dan berbulat tekad, segala aral dan rintangan yang
menjadi teman setia belakangan ini akan bermurung durja melihat kerasnya usaha
yang kita lakukan bersama. Apalagi selama ini ketangguhan menjadi benteng yang
belum mampu terhancurkan dari serangan-serangan kebaperan. Semua itu
berkat bantuan kesucian niat dan
ketulusan itikad.
Terkadang aku menyesali mengapa
semua ini begitu terlambat untuk dinikmati. Merindui pertemuan sambil
menghitung hari. Menanti kabar lewat suratan mimpi. Namun tetap saja aku kalah
dalam menafsirkan arti dari senyuman lugu yang kadang membuatku ingin putar
kemudi. Hanya saja itu tak berlangsung hingga memakan waktu yang lama. Kau
kembali melontarkan senyuman termanismu untuk menarikku kembali pada jalur
mimpi itu. Lagi-lagi aku kalah dan menuruti alur yang tujuannya belum pasti
untuk dilewati.
Aku pernah berkelahi dengan
keputusasaan. Bahkan hampir terluka oleh belati kerinduan. Seakan jarak yang
selama ini terbentang menjadi batu penghalang pertemuan yang belum tau saatnya
kapan. Doa tetap dipanjatkan, semoga yang diinginkan dan diharapkan dapat
dikabulkan. Karena menanti sebuah kepastian membutuhkan waktu yang tidak sebentar, melainkan berkepanjangan.
Mungkin sekali lagi aku meminta
maaf. Jika harapan yang selama ini terpatri tak sesuai dengan rencana. Jika pada
akhirnya perpisahanlah yang menjadi klimaksnya, diharapkan keikhlasan lah yang
menjadi pelerai untuk kembali
mempersatukan. Karena persaudaraan tak hanya memandang soal cinta semata,
melainkan kasih sayang yang tulus untuk selalu dihadirkan.
05:23 WIB
Jakarta, 31 Mei 2017
Puisi Semu Dari Hati Yang Berdebu
Reviewed by Bamzsusilo
on
Rabu, Mei 31, 2017
Rating:
Post a Comment