Kegagalan Yang Didambakan
Cerita-1
Dulu pas tamat Aliyah, aku pengen banget masuk kampus UNIMED. Bahkan sebelum pengumuman kelulusan Aliyah, aku sudah jalan jalan ke UNIMED hanya sekedar menikmati suasana kampus yang asri dan lumayan luas itu. kebetulan aku punya Om yang sedang kuliah disana. Kuylah ke Medan dan pengen diajak keliling-keliling.
Dulu pas tamat Aliyah, aku pengen banget masuk kampus UNIMED. Bahkan sebelum pengumuman kelulusan Aliyah, aku sudah jalan jalan ke UNIMED hanya sekedar menikmati suasana kampus yang asri dan lumayan luas itu. kebetulan aku punya Om yang sedang kuliah disana. Kuylah ke Medan dan pengen diajak keliling-keliling.
Namun sayang sekali, ternyata Allah berkehendak lain. Aku tak
lulus SNPMTN di UNIMED. Bahkan ujian seleksi mandiri pun aku tak masuk di kampus
yang saat ini menyandang akreditasi A. Mungkin takdir berkata lain, pikirku
dalam hati kala itu. kecewa, sudah barang tentu. Syok, sudah pasti. Bahkan niat
kuliah di perguruan tinggi negeri kala itu hampir sirna.
Baca Juga: Langkah Awal Menggapai Mimpi
Maklum, jika aku tak kuliah di negeri, orangtuaku tak
bakalan sanggup membiayai uang kuliah, uang kos, uang makan dan segala jenis
pengeluaran uang kuliah sebagaimana biasanya. Akhirnya peluang terakhir hanya
di kampus IAIN SU. Memang sih secara basic aku tak begitu canggung di kampus
Islam ini. secara, aku dari Madrasah Aliyah. Sekolah binaan kementerian agama
yang sudah barnag tentu berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Namun tetap saja, aku sedikit kecewa. Meskipun aku sudah
pasti yakin lulus di IAIN SU. Dan benar saja, aku mendapat nilai tertinggi
keempat di jurusan favorit. Meskipun biasa aja sih, sebenarnya. Dan karena pada
saat itu pengumumannya ada di koran, aku terpaksa hujan-hujanan ke kota untuk
beli koran, itupun karena didesak orangtua.
Didesak bukan karena khawatir anaknya bakalan tidak lulus,
melainkan orangtua bakal menanggung beban baru karena kakakku juga sudah menjalani
semester 2 di UNIMED. Tapi, ya mau gimana lagi tekadku sudah bulat untuk
berkuliah. Bahkan aku sempat ingin menjual sepeda motor yang biasa aku gunakan
di Aliyah dulu untuk modal awal di Medan.
Baca Juga: Gagal? Siapa Takut
Tapi, begitu memulai masa-masa kuliah aku tak menemui
masalah yang berarti. Uang bulanan tetap diberi orangtua tepat waktu. Meskipun hanya
cukup untuk uang makan dan bensin doang. Selebihnya aku harus pintar-pintar
mengatur keuangan hingga sebulan agar tidak makan kerupuk dan kecap di akhir
bulan.
Dari secuplik kisah di atas aku banyak belajar bahwa
gagalnya aku masuk Kampus UNIMED ternyata membawa berkah. Di IAIN SU aku
berproses menjadi mahasiswa yang tidak seperti mahasiswa kebanyakan. Jika di
masaku dulu biasa disebut mahasiswa kupu kupu (Kuliah Pulang Kuliah Pulang). Karena
selama 4 tahun lebih aku berada di kampus Islam ini aku semakin paham bahwa Allah
memberikan sesuatu kepada hambanya bukan atas dasar keinginan, melainkan
kebutuhan.
Yah, mungkin saat ini aku baru bisa menjawab mengapa Allah menempatkanku
di Kampus IAIN SU. Menurutku karena aku harus lebih memperdalam kemmapuan
berpikirku terutama di bidang agama. Karena saat ini aku diberikan amanah yang
cukup sulit,yaitu Guru Madrasah.
Ingat pesanku, Tak selamanya kegagalan membawa keterpurukan, bisa jadi suatu saat
nanti dapat membuatmu bangkit menjadi orang yang dibutuhkan. Tak hanya di
keluarga dan masyarakat, melainkan buat agamamu.
#Challengewithyou
#Challengewithyou
Kegagalan Yang Didambakan
Reviewed by Bembengers
on
Minggu, April 05, 2020
Rating:
Post a Comment