Cinta Yang Prematur
Cerita ke 20
Aku pernah sangat mencintai seseorang dalam hidup. Namun tak berakhir bahagia. Ia pergi dan memilih orang lain untuk menemani perjalanan hidupnya. Akhirnya aku hanya bisa melihat kebahagiaan orang lain di depan mata. Sakit sih emang awalnya. Namun belakangan kumerasa bahwa akhir yang tak begitu indah ini menurut sebagian orang adalah hal yang wajar dan biasa terjadi dalam kamus percintaan.
Ada
benarnya, jika kita mendengar lirik lagu yang begini nih, ‘kalau sudah tiada baru
terasa’. Iya sih emang. Ketika seseorang itu pergi, kita baru merasakan sebuah
kehilangan yang sangat mendalam. Namun kita tak punya resep terbaik pada saat
bersama bagaimana supaya dia betah dan nyaman untuk menetap denganmu.cc. kompas.com
Tentu
kita tak boleh menyalahkan salah satu pihak saja. Hidup ini sudah begitu adil
mengantarkan kita pada tahap sekarang ini. Pastilah apa yang kita tanam dahulu
akan kita tuai di masa mendatang. Mungkin di masa lalu ketika bersamanya, ada
hal-hal kurang baik yang dilakukan sehingga melatarbelakangi kejadian tidak
dinginkan di masa sekarang.
Apalagi
cinta yang tak didasari dengan pendekatan kepada Sang Pemberi Rasa, tentu kualitasnya
juga bakal berbeda. Dan pada akhirnya sesuatu yang tidak diinginkan juga bakal
terjadi. Wong memulainya saja sudah dengan cara yang tidak benar, bagaimana
akhirnya? Ya pasti juga salah. Kamu sih ngeyel, gini deh jadinya.
Sesuatu
yang salah jika dilakukan dengan cara yang salah sudah barang tentu hasil
akhirnya juga salah. Dan sesuatu yang salah dikemas dengan cara yang benar,
hasilnya tetap juga masih ada yang salah. Rumus ini masih bisa digunakan hingga
sekarang. dan jikapun ada perubahan, nanti penulis revisi sesuai kebutuhan.
Alangkah
indahnya jika hidup ini dibubuhi dengan cinta yang suci. Cinta yang mengalir
tanpa ada notifikasi sebelumnya. Hadirnya datang begitu saja dan ia enggan
untuk mengutarakan hingga waktunya telah tiba. Ia hanya menyembunyikan dalam
hati seraya bermunajat kepada Sang Rabbi untuk menjaganya. Sungguh cinta yang
romantis, menjaga hati dari kelalaian dan melarang untuk diri terhindar dari
hal-hal yang membuat menangis.
Apalagi
cinta yang prematur tentu memiliki kecacatan yang sejati. Jika tak berakhir di
tengah jalan, pasti ada satu orang yang tersakiti akibatnya. Sesuatu yang belum
matang akan pahit hasilnya. Ibarat buah, jika belum matang sudah dipanen,tentu
rasanya akan berbeda ketika sudah matang. Kualitasnya akan berbeda, dan
harganya juga bakal tak sama dengan buah yang sudah matang dan memiliki rasa
yang enaknya luar biasa.
Sebelum
terlambat, jika belum saatnya untuk mencintia seseorang, janganlah dipaksakan. Jika
tak ingin akhirnya berakhir dengan kesedihan. Karena cinta sejatimu akan datang
pada saat kau telah benar-benar siap. Intinya, jangan sembarang mengobral cinta
jika tak mau disebut murahan.
Post a Comment