Segalanya Bisa Berubah, Termasuk Perasaan
Cerita ke 16
Secara teori, segalanya bisa berubah kecuali Tuhan yang punya sifat Baqa’ yaitu kekal. Manusia tempatnya berubah. Misalnya doi yang sayangnya gak ketulungan namun tiba-tiba pergi tanpa kabar. Ah, sudahlah. Aku tak mau memutar memori masa lalu yang bisa dibilang cukup kelam.
Aku
pernah menjanjikan masa depan dengan sesorang,namun ternyata itu tidaklah
cukup. Karena justru ada orang lain yang terus-menerus memberi kenyamanan. Salahnya
aku, malah malah berubah dan membiarkan dia dengan orang lain bermesra-mesraan.
Agak canggung sih akhirnya, tapi ya berarti kita mungkin gak cukup terbaik
untuk bisa dia andalkan.
ICFMAKATI.ORG |
Berubah
adalah sifat alamiah manusia. Selagi dia punya akal dan hasrat yang normal,
berubah adalah sebuah kepastian. Tak mengenal strata sosial, suku, agama dan
golongan. Semua bakal terdampak yang namanya perubahan. Wong kita aja kerap
mengubah mimpi yang dulunya di bangku sekolah dasar pengen jadi dokter, setelah
dewasa berlagak jadi Youtuber. Ayolah, ini zaman perubahan, ehe, apasih.
Menyalahkan
seseorang karena berubah adalah tindakan yang sepihak dan kurang adil. Karena tentu
perubahan tak serta merta datang begitu saja. Ibarat hukum fisika, ada reaksi
ketika diberi aksi. Maka seseorang berubah itu pasti ada penyebabnya. Dan bisa
saja penyebabnya itu bukan datang dari kamu semata, namun dirinya sendiri.
Ada
pergejolakan batin yang dialaminya mengapa ia bisa berubah. Atau mungkin ia
sadar bahwa selama ini telah salah menjadikan dirimu orang nomor satu di
hidupnya. Barangkali kekeliruannya itu muncul akibat semedinya dengan batin akhir-akhir
ini. atau, mungkin ada orang baru yang lebih baik tentunya. Ehe.
Ingat,
gak selamanya berubah itu jahat, keji dan menyakitkan. Bisa jadi, berubah adalah
jalan terbaik bagi mereka. Tanpa harus mengorbankan waktu dan keterpaksaan. Apalagi
korban perasaan karena memendam rasa tidak suka berkepanjangan.
Akhirnya,
pesan yang dapat kita ambil adalah menerima perubahan itu dengan lapang dada. Karena
gak ada gunanya menyesali sesuatu yang memang bakal berubah. Hanya permasalahan
waktu saja, ibarat bom waktu yang suatu saat akan meledak tanpa kita tebak.
Terlebih
soal perasaan, hati ini bukan milik kita. Jadi peluang untuk berubah juga
besar. Ibarat koin yang dilempar ke lantai, kemungkinan untuk jatuh di kedua
sisinya sama besarnya. 50 banding 50. Sama dengan kamu, aku bertahan di kamu
juga sama, peluangnya 50 banding 50. Ehe. Tergantung kesepakatan.
Post a Comment